Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Kabupaten Jember menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DRPD Jember, Selasa (6/9). Mereka menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Pendaki Asal Jember Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso, Tim Penyelamat Masih Lakukan Pencarian
- JAT4 Hadirkan 100 Buyer, Jember Jadi Titik Temu Petualang Wisata Nusantara dan Mancanegara
"Berdasarkan hasil kajian bersama, kebijakan kenaikan harga BBM tidak pernah memberikan dampak positif terhadap kondisi perekonomian rakyat," kata koordinator aksi, David Rizal Firmansyah, dalam orasinya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
"Sebab, secara langsung akan berdampak terhadap naiknya harga komoditas yang lain, ujung-ujungnya rakyat menjadi korban," sambungnya.
Menurut dia, pemerintah seakan-akan tidak peduli dengan dampak kenaikan harga BBM di tengah kondisi masyarakat yang baru mencoba bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
Pemerintah beralasan APBN defisit karena menyubsidi BBM. Alasan ini, merupakan bukti Badan Pengatur Hilir Minyak Bumi dan Gas (BPH Migas) sebagai lembaga pengawas dan pelaksana tidak maksimal.
Akibatnya, hingga saat ini banyak pemburu rente yang masih berkeliaran menikmati subsidi yang seharusnya untuk rakyat kecil.
"Karena itu, kami menolak kenaikan harga BBM. Kami juga mendesak pemerintah pusat mengevaluasi kinerja BPH migas. Jangan korbankan rakyat," tegasnya.
Karena itu, gabungan organisasi mahasiswa Jember ini mendesak pemerintah pusat memberantas pemburu rente.
Selain itu mereka juga mendesak pemerintah menunda proyek strategis nasional (PSN) yang tidak berpihak kepada rakyat, untuk dialihkan pada subsidi BBM dan membangun proyek energi terbarukan serta melakukan reformasi perpajakan.
"Kami mengajak masyarakat umum untuk mengawal dan memperhatikan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat," tegasnya.
Aksi unjuk rasa tersebut diawali dengan orasi di bundaran DPRD Jember. Massa kemudian menyerbu masuk ke halaman kantor DPRD Jember.
Petugas pengamanan, yang sudah selasa pagi melakukan pengamanan, mencoba bertahan di depan pintu gerbag, sehingga terlibat aksi dorong mendorong. Namun, akhirnya massa berhasil dikendalikan.
Massa juga sempat meminta masuk ke ruang paripurna, untuk meminta tanda-tangan Ketua DPRD Jember. Namun, karena ruangan sedang dalam proses renovasi, akhirnya penandatanganan di lakukan di halaman gedung DPRD jember.
"Kami menyatakan menerima dan sepakat dengan tujuh tuntutan yang disampaikan mahasiswa," kata Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi, saat menemui massa aksi mahasiswa.
Legislator PKB ini mengamini permintaan demonstran agar berkas tuntutan ditandatangani seluruh fraksi.
"DPRD Jember juga siap membuat video saat proses penandatanganan oleh tiap-tiap fraksi sebagai bentuk pertanggungjawaban. Selanjutnya, DPRD Jember akan menyampaikan aspirasi Cipayung Plus Jember ke pemerintah pusat dalam waktu 2x24 jam," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Pendaki Asal Jember Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso, Tim Penyelamat Masih Lakukan Pencarian
- JAT4 Hadirkan 100 Buyer, Jember Jadi Titik Temu Petualang Wisata Nusantara dan Mancanegara