Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri baru saja menangkap DE, karyawan BUMN yang diduga menjadi teroris di Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/8). Dari penangkapan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti.
- Bakesbangpol Surabaya Terima Apresiasi dari Densus 88 Antiteror
- Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris Terafiliasi ISIS
- Sepanjang 2023, Densus 88 Amankan 142 Tersangka Teroris
Dari keterangan yang diterima redaksi, jumlah barang bukti tersebut ada 17 item. Mulai dari 1 buah dompet berwarna biru dongker, 1 buah KTP atas nama DE, 1 buah kartu ATM BRI, 1 buah kartu ATM BNI, 1 buah kartu paspor ATM BCA, 1 buah STNK Sepeda motor dengan NOPOL D-4674-ZCU atas nama YS, 2 kartu SIM C atas nama DE, satu kartu SIM A atas nama DE, satu buah kartu BPJS atas nama DE, satu 1 buah NPWP atas nama DE.
Selanjutnya, 1 buah kartu kereta berwarna hitam, 3 buah kartu Tanda Kecakapan Petugas Langsir atas nama DE, 2 buah FC KTP atas nama DE, 1 buah kertas bukti transaksi ATM BRI, 1 buah kertas bukti transaksi ATM BNI, 1 buah bukti struk belanja Alfamart dan uang tunai senilai Rp 308.000,00.
Untuk penindakan lebih lanjut usai DE ditangkap, anggota Densus 88 langsung menginterogasi dan melakukan penggeledahan terhadap tersangka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Div Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut, DE merupakan salah satu pendukung ISIS.
"Saudara DE merupakan salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan memberikan motivasi untuk jihad melalui media sosial Facebook," kata Ramadhan dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Selain pendukung ISIS, DE juga orang yang memposting di Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan Baiat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraisy.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bakesbangpol Surabaya Terima Apresiasi dari Densus 88 Antiteror
- Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris Terafiliasi ISIS
- Soal Penyusup di Kampanye Akbar, CIIA: Tidak Ada, yang Ada Hanya Teroris Jadi-jadian