Adanya dugaan kepentingan bisnis di balik penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19 makin menguat usai Indonesia Corruption Watch (ICW) membeberkan keterkaitan produsen obat tersebut dengan orang istana.
- SIER Wujudkan Komitmen BUMN Bersih Melalui Workshop Antikorupsi Bersama ICW
- ICW Minta KPU Segera Umumkan 12 Mantan Napi Korupsi Masuk DCS
- ICW Rajin Kritik Harun Masiku di Era Firli Bahuri, Pengamat: Ada Buron Paulus Tannos kok Diam Saja
Baru-baru ini, ICW mengungkap keterkaitan perusahaan produsen Ivermectin, PT Harsen Laboratories dengan beberapa tokoh nasional, seperti Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dan anggota PDIP, Ribka Tjiptaning.
Menanggapi hal itu, aktivis kemanusiaan, Natalius Pigai mengatakan, bahwa temuan ICW tersebut tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab urusan obat untuk penanganan Covid-19 adalah menyangkut nyawa.
"Jika benar, maka (mereka) menari di atas mayat-mayat 77.583 orang (jumlah kasus meninggal akibat Covid-19) tidak berdosa," kata Natalius Pigai dikutip dari akun Twitternya, Kamis (22/7).
Ia menekankan, upaya penanganan Covid-19 adalah urusan yang menyangkut nyawa banyak orang. Sebagai pejabat negara, sudah sepatutnya pemerintah mengutamakan misi kemanusiaan dalam penanganan Covid-19, bukan semata-mata bisa menjadi ladang bisnis menggiurkan.
"Ini soal hidup matinya rakyat, pemimpin yang rasis hanya hidup dengan merampok dan singgasana kuasa untuk revolusi nguntal," tegasnya.
Jika dugaan-dugaan adanya kartel bisnis dalam penanganan Covid-19 dari lingkaran istana benar adanya, maka tidak ada alasan lain bagi Presiden Joko Widodo tetap mempertahankan kursi kekuasaan di Istana Negara.
"Saya punya hak (untuk) minta Jokowi mundur daripada dikejar pascaberkuasa. Karena saya sayang Jokowi," tutup Pigai dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PBB Ubah Predikat Indonesia dari 'Negatif' jadi 'Netral' Pasca Transfer Terpidana Mati Mary Jane
- Menteri HAM Natalius Pigai: Lewat Kritik, Media Dapat Mengisi Ruang Kosong Pemerintahan
- JMSI dan Natalius Pigai Sepakati Komitmen Perkuat HAM Tanpa Diskriminasi