Di Banyuwangi muncul kembali sebuah gerakan yang menyuarakan tolak politik dinasti disaat masa-masa kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati. Setidaknya, terdapat 7 komunitas yang bergabung.
- DPRD Kota Malang Keluarkan 8 Rekomendasi atas Raperda Retribusi Persetujuan Bangunan Gedung
- Petani Blitar Tuntut 16 Perusahaan Bangun Kebun Plasma 20 Persen
- 2.500 Anak Meriahkan Puncak Peringatan HAN Tahun 2023 di Kota Surabaya
Di antaranya, Gelombang Milenial Nusantara, Forum Peduli Bangsa, Komunitas Netizen Banyuwangi Bersuara, Gerakan Rakyat Banyuwangi Bersatu, Masyarakat Tolak Politik Dinasti, Gerakan Pemuda Demokrasi, dan Komunitas Partai Perempuan Pemilih Pemimpin.
Perwakilan Forum Peduli Bangsa, Sayid Lukman menjelaskan, alasannya menolak politik dinasti di Banyuwangi itu karena kinerja bupati dinilai masih banyak kekurangan, terutama di bidang pelayanan kepada masyarakat.
Sedangkan, Mahfud Wahib koordinator Gerakan Pemuda Demokrasi, beralasan bergabung dalam Gerakan Tolak Politik Dinasti karena tidak menginginkan demokrasi di Banyuwangi dikendalikan oleh sebuah partai politik. Apalagi, jabatan politik seperti bupati dan wakil bupati itu diwariskan kepada salah satu keluarga saja.
"Politik dinasti itu rawan terjadi korupsi dan cenderung membunuh demokrasi," tegasnya sebagaimana dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (27/9).
Sementara itu, koordinator Tolak Politik Dinasti Banyuwangi Bondan Madani mengaku dengan bergabungnya beberapa komunitas itu, ke depan gerakan yang dikomandoinya itu akan aktif mengkampanyekan kepada masyarakat secara luas.
"Kita akan mengkampenyakan bahaya politik dinasti ke masyarakat. Selain juga kita buat selebaran dan hadir di berbagai komunitas untuk sosialisasi bahayanya politik dinasti," paparnya.[haf]
Perwakilan dari 7 komunitas yang menyuarakan tolak politik dinasti/RMOLJatim
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Selamatkan 3.249 Aset Pemkot Surabaya, Wali Kota Eri Beri Penghargaan BPN I dan II
- Wali Kota Eri Launching 17 Kampung Madani dan 2 Kampung Pancasila di Surabaya
- Penerapan ETPD di Bapenda Madiun Sudah Mencapai 100 Persen