Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meluncurkan apa yang ia sebut sebagai "Operasi Militer Khusus" ke Ukraina bukan tanpa sebab.
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai, tindakan Putin tersebut merupakan peringatan kepada Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar tidak besar kepala memimpin dunia.
"Sebab, di mata saya, Rusia tidak melakukan aneksasi atau invasi. Rusia tidak merancang untuk menduduki atau merebut Ukraina, hanya hegemoni AS dan NATO saja," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Jumat (11/3).
Dengan berbagai macam sanksi tidak masuk akal yang dilimpahkan kepada Rusia oleh AS dan NATO, Connie berpendapat, hal itu akan membuat Putin semakin berani dan "gila".
"Karena Putin mengetahui kelemahan kekuatan AS, Uni Eropa, dan NATO, termasuk dalam berdiplomasi," lanjutnya.
Di samping itu, Connie mengatakan, Indonesia harusnya lebih berhati-hati dalam melihat konflik Rusia-Ukraina agar tidak terjebak dan terjerumus pusaran konflik yang diciptakan AS dan NATO itu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia