Dianggap Gagal Sebagai BUMD, Bupati Gresik Evaluasi dan Audit Perumda Giri Tirta

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani/RMOLJatim
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani/RMOLJatim

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani langsung melakukan langkah tegas dengan melakukan audit penyertaan modal Perumda Giri Tirta pada APBD tahun 2019 yang besarannya mencapai Rp 25 miliar.


Langkah tersebut dilakukan oleh orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, lantaran Perumda Giri Tirta sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dicap gagal memenuhi target distribusi air bersih ke masyarakat.

Menurut Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik audit dilakukan bersama Badan Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah  (BPPKAD), Inspektorat dan Kantor Bagian Hukum dalam rapat tertutup di kantor Perumda Giri Tirta. Meliputi dua hal, yakni audit teknik dan audit keuangan.

"Kami ingin tahu karena ada penyertaan modal DPRD di tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar, ternyata tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Ini menjadi catatan penting," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (20/9). 

Apalagi melihat kondisi Perumda Giri Tirta saat ini yang terus menerus menjadi sorotan masyarakat yang notabene konsumen mengeluh air tidak keluar dan hal ini seolah tanpa ada akhir. 

"Ini artinya Perumda Giri Tirta tidak bisa melaksanakan perencanaan yang harus dilakukan," tegas mantan Ketua DPRD Gresik ini.

Bahkan sambung Gus Yani, Perumda Giri Tirta tidak bisa melaksanakan target pendistribusian air bersih seperti yang dijanjikannya kepada masyarakat. Sehingga, kondisi ini tidak bisa dibiarkan dan harus diambil langkah tegas. 

"Melihat kondisi ini, menjadi lepas target dari awal berdirinya BUMD Perumda Giri Tirta dan gagal dalam melaksanakan tugas sebagai BUMD. Audit teknik maupun keuangan kita lakukan, dalam rangka untuk mitigasi kerugian selanjutnya agar tidak terjadi kembali," katanya.

Sementara, Dirut Perumda Giri Tirta, Siti Aminatus Zariyah beralasan bahwa tidak maksimalnya pelayanan air bersih kepada masyarakat karena seringnya terjadi kebocoran pada pipa pendistribusian.

"Terkait anggaran Rp 25 miliar masih kita laksanakan dari Balongpanggang ke Kedungrukem, juga ada di booster Giri 1, proses lelang Giri sampai Mayjend Sungkono. Sebenarnya kita sesuai perencanaan, tapi belum kita laksanakan," tutupnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news