Sosok Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar dipandang sulit dipaksakan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya elektabilitas pria yang karib disapa Cak Imin itu. Sebaliknya, sosok Erick Thohir yang memiiki elektabilitas tinggi.
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Prabowo Sudah Mendengar Tuntutan Purnawirawan TNI Copot Wapres Gibran
- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
Demikian disampaikan pengamat politik Universitas Nasional Andi Yusran melansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (21/6) merespons dinamika perkawinan koalisi PKB dan Gerindra.
Menurut Andi, yang paling mungkin mendampingi Prabowo Subianto adalah Erick Tohir yang masuk tertinggi elektabilitasnya sebagai cawapres. Selain itu, Menteri BUMN itu adalah salah satu orang yang dekat Jokowi.
Di sisi lain, secara simetris Prabowo juga punya kedekatan khusus dengan Jokowi, maka variabel Jokowi harus diperhitungkan dalam analisis posisi dan peran.
Pandangan Direktur Lanskap Politik Indonesia (LPI) ini, posisi Cak Imin untuk mundur dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) nampaknya sulit karena Cak Imin memiliki resistensi dengan koalisi perubahan maupun koalisi Ganjar.
"Sehingga demikian Cak Imin dan PKB-nya paling mungkin tetap bertahan di KKIR," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Prabowo Sudah Mendengar Tuntutan Purnawirawan TNI Copot Wapres Gibran
- Pembenahan Sepak Bola Indonesia Harus Dilakukan Secara Piramida