Bupati Sidoarjo nonaktif, Saiful Ilah membantah tudingan menerima suap dari pengusaha kontraktor, Ibnu Gofur dan Totok Sumedi.
- Polisi Tangkap Dukun Pengganda Uang Di Lamongan
- Berkas P21, Penyidik Belum Serahkan Tersangka Pemilik Koperasi Simpan Pinjam Tinara ke Jaksa
- KPK Fasilitasi Salat Tarawih bagi Tahanan Muslim
Menurutnya, semua dakwaan yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam persidangan dianggap tidak benar.
"Semuanya nggak benar, aku tidak pernah minta maupun menyuruh siapa pun juga," kata Saiful Ilah saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim usai persidangan pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor Surabaya, Rabu (3/6).
Selain itu, Saiful Ilah mengaku tidak pernah ada operasi tangkap tangan (OTT). Dia mengklaim saat ditangkap KPK, dirinya berada di dalam pendopo.
"Aku di dalam, peristiwa OTT aku nggak tau. Waktu digeledah aku juga nggak pegang uangnya malah si KPK tanya soal tas hitam dan tidak ada tas hitam itu," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Saiful Ilah dijadikan pesakitan lantaran menerima suap dari dua pengusaha kontraktor, Ibnu Gofur dan Totok Sumedi.
Menurut Jaksa KPK dalam surat dakwaannya, uang tersebut diberikan oleh dua pengusaha kontraktor, Ibnu Gofur dan Totok Sumedi untuk memenangkan sejumlah paket pengerjaan proyek infrastruktur tahun anggaran 2019.
Selain Saiful Ilah, pengusaha kontraktor tersebut juga memberikan suap ke empat pejabat Pemkab Sidoarjo yang saat ini juga menjadi pesakitan.
Mereka adalah Kadis PUBM Sidoarjo, Sunarti Setyaningsih, Kabid Bina Marga Dinas PUBM SDA yang juga Ppkom Judi Tetrahastoto dan Kabag ULP Sanadjihitu Sangadji.
Total uang suap yang berikan sebesar Rp 1,5 milliar lebih, dengan rincian Saiful Illah Rp 50 Juta, Sunarti Rp 227 juta rupiah, Tertahstoto Rp 350 juta rupiah dan Sangadji Rp 330 juta.
Dua kontraktor penyuap, Ibnu Gofur dan Totok Sumedi sudah diadili lebih dulu. Keduanya divonis 20 bulan penjara, denda sebesar Rp 100 juta rupiah, subsider 3 bulan kurungan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kasus Gregorius Tannur Menyangkut Nyawa Manusia, Hakim PN Surabaya Dinilai Kurang Teliti
- Dalami Kasus Suap Pengadaan CCTV, KPK Geledah Balaikota Bandung
- Dipanggil KPK Sebagai Tersangka, Wamenkumham Eddy Hiariej Limbung