Presiden Joko Widodo lebih memilih kunjungan kerja ke Jawa Tengah didampingi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo daripada menghadiri pengukuhan Profesor Kehormatan kepada untuk Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri. Jokowi hanya mengirim ucapan selamat kepada Ketua Umum PDIP itu melalui video.
- KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden Dan Wapres RI, Gus Fawait: Kemenangan Rakyat Indonesia
- Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah : Insya Allah Prabowo-Gibran Menang
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya
Dalam pengukuhan itu, Megawati didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Prabowo bahkan duduk berdampingan dengan Ketua DPR yang juga putri Megawati, Puan Maharani. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, peristiwa tersebut tentu menimbulkan spekulasi, Jokowi terkesan tidak melihat pengukuhan Megawati urgen untuk dihadiri.
Jokowi lebih memilih kunker ke Jateng yang didampingi Ganjar. Menurut mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta itu, keakraban Jokowi dan Ganjar dalam kunker tersebut juga mengindikasikan adanya kubu-kubuan di PDIP. Di sini Jokowi memberi sinyal Ganjar menjadi bagian dari gerbongnya.
"Setidaknya, Jokowi secara indirect ingin menyatakan, Ganjar kader PDIP yang layak dipertimbangkan untuk turut dalam kontestasi Pilpres 2024. Sinyal ini diharapkan dapat ditangkap Megawati," ujar Jamiluddin dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/6).
Di sisi lain, makin akrabnya Megawati dan Prabowo juga memberi sinyal, koalisi PDIP dan Partai Gerindra pada Pilpres 2024 hanya tinggal menunggu waktu saja.
"Megawati dan Prabowo tampaknya sudah ada kesepahaman dalam menata Indonesia. Hal ini menumbuhkan saling percaya yang kuat diantara mereka," ungkapnya.
"Koalisi itu tampaknya akan bermuara pada pengusungan duet Prabowo dan Puan Maharani pada Pilpres 2024. Sinyal itu diperkuat ketika keduanya duduk berdampingan saat menghadiri sidang Senat di Universitas Pertahanan (Unhan)," lanjut Jamiluddin menambahkan.
Pasangan Prabowo-Puan tampaknya akan kompetitif karena akan didukung mesin politik yang solid. PDIP dan Gerindra dikenal punya kader militan yang setiap saat dapat digerakkan untuk memenangkan duet Prabowo-Puan bila nantinya jadi diusung.
Masalahnya jelas Jamiluddin, apakah rencana duet Prabowo-Puan berjalan mulus. Untuk ini tentunya sangat bergantung kepada Megawati untuk meyakinkan kubu-kubu yang ada di PDIP.
Setidaknya Megawati dapat mengkomunikasi hal itu kepada Jokowi yang terkesan berpihak kepada Ganjar. Kalau ada kesepahaman di antara kedua tokoh itu, maka muluslah pengusungan Prabowo-Puan.
"Namun, melihat kedekatan Megawati dan Prabowo, tampaknya Mega akan keukeuh menduetkan Prabowo-Puan. Mega akan tetap mendahulukan trah Soekarno daripada kader PDIP lainnya," tukas Jamiluddin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029