Dalam kontestasi Pemilu 2019 lalu, wilayah Ngawi menjadi lumbung suara PDI Perjuangan (PDIP) di Jawa Timur dengan meraup 209.011 suara.
- Gerakan Ketahanan Pangan, Ratusan Petani Tebu di Madiun Dukung Ganjar Pranowo Presiden 2024
- Banyak Tokoh NU Bergabung, Bukti PAN Makin Insklusif
- Satgas BLBI Didesak Tagih Utang Obligor
Hal ini membuat kewaspadaan dini terhadap isu politik terutama soal calon presiden (capres) yang dialami partai berlambang Banteng moncong putih hari ini ke depan.
Dwi Rianto Jatmiko, Ketua DPC PDIP Ngawi pun menyikapi hadirnya dua nama yang menjadi sorotan publik, baik Puan Maharani Ketua DPP PDIP, demikian juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Menurutnya, sebagai kader memang dilarang bicara soal capres pada Pilpres 2024 tersebut.
"Jadi kita serahkan dulu ke masing-masing (masyarakat) kalau memang ada yang membentuk misalkan dari relawan Mbak Puan atau Mas Ganjar itu dipersilahkan," terang Antok sapaan akrabnya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin, (11/10).
Antok yang juga Wakil Bupati (Wabup) Ngawi menandaskan, Prinsipnya, sebagai kader dari jajaran DPC hingga kepengurusan ranting memang dilarang bicara maupun menyikapi siapa kelak yang dicapreskan dari PDIP.
"Tapi untuk partai kira-kira dua bulan lalul, ada surat dari DPP agar partai tidak memberikan penyikapan apapun terkait dengan capres," tegasnya.
Sekali lagi, beber Antok, secara eksternal memang dirinya tidak berhak melarang kepada masyarakat jika melakukan deklarasi relawannya Puan atau Ganjar. Sebaliknya di internal PDIP memang ada warning dari kepengurusan pusat untuk tidak bersikap secara politik terhadap dua nama tersebut.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Terima LKPJ Gubernur Jatim, Fraksi Golkar Komitmen Kawal Pemprov Tekan Angka Kemiskinan
- PDIP Bangga Punya Tiga Kader Jadi Presiden
- KPU RI Dijatuhi Sanksi Oleh DKPP Soal Pencalonan Gibran Rakabuming Raka Sebagai Cawapres