Masih merebaknya Pangebluk Covid-19 membuat masyarakat harus lakukan berbagai upaya untuk pencegahannya.
- Hujan Disertai Angin Landa Bondowoso, Banyak Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Timpa Rumah Warga
- Usai Serah Terima Jabatan, Bupati Bondowoso Fokus Realisasikan Visi-Misi
- Penipu Mengaku Ketua DPRD Bondowoso Minta Sumbangan Jelang Kedatangan Bupati Baru
Tak terkecuali yang dilakukan warga di Desa Jatitamban Kecamatan Wringin, Bondowoso yang melakukan ritual tarian tradisional disertai lantunan pujian dan do'a.
Disampaikan salah satu sesepuh ritual, H. Nasrul (70), ia bersama beberapa warga melakukan ritual tarian Samman tersebut karena ingin melestarikan tradisi lama sekaligus memanjatkan pujian bagi sang pencipta
"Karena saat ini musim corona, kita khususkan juga untuk do'a dijauhkan dari wabah tersebut," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (3/8).
Ditambahkannya, sejarah awal ritual tari tersebut juga dulunya sebagai media untuk mengusir wabah yang kebetulan pernah melanda warga sekitar tempatnya.
"Dulu di sini ada wabah penyakit tha'un, warga biasanya lakukan ritual tarian ini selain berobat," tambahnya.
Lebih lanjut, tradisi tersebut diakuinya sudah 34 tahun ini tidak dilakukan semenjak wabah tha'un hilang. Namun saat ini kembali digalakkan karena wabah saat ini hampir sama dengan tha'un yang dahulu ada.
"Dalam tarian itu kami selingi sholawatan dan pujian dengan bahasa lokal (Madura)," tandasnya.
Mengenai gerakan saat ritual tarian berlangsung, ia mengatakan sesuai dengan lafal yang sedang dibacakan oleh anggota.
"Tiap gerakan itu beda lafal bacaannya," sahutnya.
Terakhir, ia sudah mendapat banyak respon dari warga luar desanya untuk meminta ritual tersebut dilakukan di daerahnya.
"Kami sempat tolak karena sementara khusus untuk anggota saja," pungkasnya.
Ditambahkan warga sekitar, Adinda Kusuma Devi (21), dirinya bersama keluarga dan tetangganya awalnya merasa aneh dengan acara tersebut, karena baru pertama kali menyaksikan langsung.
"Awal-awal ngerasa aneh, tapi karena penasaran saya menyaksikan langsung dari dekat," ungkapnya.
Kemudian, dia mendapat informasi bahwa tradisi itu dulunya pernah ada di jaman orang tuanya masih seumuran dirinya.
"Kata ibu saya itu dulu biasa dilakukan, tapi sudah lama gak ada," tuturnya.
Dinda menambahkan, acara tersebut selain diyakini sebagai ritual dan do'a, juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat di tempatnya berada.
"Sudah menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat disini," pungkasnya.
Sebagai informasi, acara tersebut dilaksanakan di rumah tiap-tiap anggota dan sudah berjalan 4 kali selama ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hujan Disertai Angin Landa Bondowoso, Banyak Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Timpa Rumah Warga
- Usai Serah Terima Jabatan, Bupati Bondowoso Fokus Realisasikan Visi-Misi
- Penipu Mengaku Ketua DPRD Bondowoso Minta Sumbangan Jelang Kedatangan Bupati Baru