Peristiwa bullying (perundingan) dengan unsur kekerasan yang dialami TSW (15) warga Manyar Gresik, penyebabnya adalah persoalan asmara antara korban dengan pelaku.
- Viral Perwira TNI Berpose Dengan Tersangka Ivan, Kapuspen Pastikan Tidak Ada Beking
- Kasus Dugaan Perundungan di Binus School Serpong, Penyelesaian Diversi jadi Solusi
Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBPPPA) Kabupaten Gresik, dr Titik Ernawati usai melakukan pendampingan terhadap korban.
“Motifnya, korban dianggap merebut pacar dari salah satu pelaku. Sehingga, pelaku bersama 6 orang temannya melakukan tindakan perundungan terhadap korban," ujarnya kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (19/11).
"Kondisi korban saat ini sehat, akan tetapi nanti akan kami lakukan pemeriksaan kesehatan dan tentunya pendampingan secara berkala. Sebab, usai kejadian korban yang masih tidak masuk sekolah," sambungnya.
Dokter Titik menambahkan bahwa pendampingan yang akan dilakukan pihaknya secara menyeluruh, mulai dari memberikan pendampingan psikis pasca kejadian hingga pendampingan hukumnya.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak keluarga korban, agar melapor ke pihak berwajib agar ditindaklanjuti. Namun hingga saat ini, apakah hal itu sudah dilakukan apa tidak, kita belum dapat informasi," tuturnya.
"Jika saat melaporkan membutuh visum et repertum, kami siap membantu korban untuk hal itu. Bahkan, kami sudah koordinasi dengan PPA Polres Gresik,” ungkapnya.
Lanjut dr. Titik, antara pelaku dan korban bukan teman sekolah, melainkan hanya teman main. Karena itu, pihak akan memberikan konseling dan edukasi terhadap remaja khususnya agar tidak salah dalam pergaulan. Apalagi dengan melakukan sesuatu yang bisa menjerumuskan mereka ke hal negatif.
Ditanya apa yang akan dilakukan DKBPPPA Gresik, agar tindakan serupa tidak terulang. dr. Titik menyampaikan pihaknya telah melakukan sosialiasi advokasi dan inisiasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak ke sejumlah lembaga pendidikan.
"Kami bersama Plt Bupati Gresik Ibu Aminatun Habibah, telah mendatangi sejumlah lembaga pendidikan khususnya. Untuk sosialisasi dan advokasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak," imbaunya.
"Pendampingan yang kami lakukan terkait perundungan ini, tidak hanya kepada korban saja. Tetapi pelaku juga akan kita dampingi dalam hal lainnya, sebab antara pelaku dan korban sama-sama remaja dibawah 19 tahun. Jadi butuh bimbingan yang tepat," tandasnya.
Untuk diketahui seperti yang diberitakan sebelumnya, aksi perundungan dengan tindak kekerasan verbal maupun secara fisik yang melibatkan remaja perempuan masih dibawah umur terjadi di Kabupaten Gresik. Videonya sempat menjadi viral setelah diunggah di media sosial (medsos).
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Diduga Bunuh Diri, Perempuan Lompat Dari Perahu Tambangan ke Sungai Kalimas
- Siapkan Stok Pupuk Untuk Musim Tanam, Petrokimia Gresik Optimis Target Swasembada Pangan Tercapai
- Kecelakaan Maut Bus Vs Panther di Gresik, Berikut Identitas 7 Korban Meninggal