Literasi digital merupakan tuntutan abad ini. Karena itulah, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar pelatihan literasi digital bagi para santri di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, secara hybrid.
- Unesa Gelar Pionir 2024, Bekali Mahasiswa Jadi Pengusaha Sukses di Era Digital
- Prodi Sistem Informasi Unesa Gelar Guest Lecture, Memahami Perubahan Kebutuhan dalam Proyek-proyek TI
- Bersama Jerome Polin, Rian Fahradi, dan Elsa Japasal, Wali Kota Eri Ajak 8 Ribu Gen Z di Surabaya Berani Wujudkan Mimpi
"Pelatihan tersebut bertujuan untuk membekali dan meningkatkan literasi digital di kalangan para santri, khususnya admin media sosial pesantren Dengan demikian santri tidak hanya mampu menggunakan teknologi digital, tetapi juga mampu mengevaluasi informasi yang diterima secara kritis, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan isu atau informasi hoaks. Terlebih saat ini, banyak sekali berita-berita yang tidak benar dan bernada provokatif tersebar di berbagai media sosial maupun di media-media lainnya," ungkap Ketua Ketua PKM Syafi’ul Anam, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (4/10).
Informasi yang seperti itu mudah memancing emosi dan bisa berdampak buruk bagi keutuhan masyarakat dan bangsa. Karena itu, lanjut Syafi’ul Anam, kabar yang seperti itu harus dipangkas lewat peran penting para santri yang bijak dalam bermedia sosial.
“Mereka kalau dapat informasi yang seperti itu, jadi tahu mana yang hoaks dan tidak. Informasi mana yang bahaya tentu dihentikan dan mana yang justru bermanfaat disebarluaskan,” tuturnya.
Di samping itu, santri juga dilatih memproduksi informasi atau konten digital untuk diunggah di berbagai media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan web pesantren. Konten tersebut bisa terkait informasi kegiatan pesantren maupun terkait pemikiran dan pesan-pesan damai dan nilai-nilai Islam moderat dari para santri maupun guru di pesantren tersebut.
“Intinya dengan pelatihan ini mereka bisa menjadi santri yang bijak, cerdas, aktif dan konstruktif dalam bermedia sosial,“ ujarnya.
Gus Rosyid, salah satu pengasuh pesantren, menyatakan, literasi digital saat ini sangat penting dipelajari para santri, sehingga dapat memahami rambu-rambu dalam menggunakan internet, khususnya media sosial. Para santri juga tidak hanya dituntut memahami, tetapi juga bagaimana memanfaatkan media tersebut sebagai sarana menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membangkitkan semangat kebaikan di tengah masyarakat.
“Harapannya dengan semakin memahami internet dan media sosial, para santri mampu menjadi kader-kader bangsa yang aktif menyampaikan pesan-pesan Islam rahmatan lil’alamin (Islam pembawa rahmat bagi alam semesta)," terangnya
Sekedar diketahui, kegiiatan ini pelatihan diadakan secara daring dan luring (hybrid), digelar pada Sabtu (25/09). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang diprakarsai oleh Syafi’ul Anam, Ph.D sebagai ketua bersama Dr. M. Sholeh, M.Pd., Abd. Hafidz, M.Pd., dan M. Farid Ilhamuddin, M.Pd.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- IKM Bangkalan Dibekali Illmu Promosi Lewat Medsos
- Siapkan SDM Pekerja Unggul, Mas Dhito Berikan Pelatihan Berbasis Kompetensi
- Unesa Gelar Pionir 2024, Bekali Mahasiswa Jadi Pengusaha Sukses di Era Digital