DPR RI dan pemerintah yang menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60 dan 70 terkait persyaratan pencalonan kepala daerah sedang disorot.
- PDI Perjuangan Jatim Hormati Putusan MK, Ajak Bersama Membangun Jawa Timur
- Pasca Putusan MK, 7 Parpol di Jember Bisa Usung Pasangan Calon Tanpa Koalisi
- GMNI Desak KPU Independen dan Parpol Taati Putusan MK
Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan, Satria Noval Putra Ansar menyebut, putusan MK nomor 60 dan 70 sebenarnya memberikan angin segar bagi rakyat Indonesia. Namun, angin segar itu telah hilang hanya hitungan beberapa jam oleh DPR RI dan pemerintah dalam rapat Baleg.
"Yang jelas faktanya, bahwa yang awalnya Kaesang Pangarep tidak ada kans untuk kemudian bisa maju pada kontestasi Pilkada karena perihal masalah umur, akhirnya pada keputusan yang ada di Senayan berujung untuk meloloskan anak dari pada Presiden Jokowi itu lagi," kata Noval dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (21/8).
Menurut Noval, hal tersebut memunculkan banyak persepsi bahwa DPR RI telah "dibisiki" oleh Ketua Umum parpol, bukan lagi mendengarkan suara rakyat.
"Ketum partai politik pun dibisiki oleh yang namanya Pinokio Jawa yang kemudian disebut Raja Jawa dan sebagai macamnya. Sehingga kami merasa ini adalah bagian daripada pertanggungjawaban daripada Jokowi ini ada daripada formulasi dari permainan," jelas Noval.
Noval pun menyoroti inkonsistensi pernyataan Presiden Jokowi atas beberapa putusan MK. Di mana pada 2019 lalu kata Noval, Jokowi menyatakan bahwa putusan MK adalah bersifat final dan mengikat.
"Tapi kawan-kawan lihat terakhir, statement Jokowi ketika ditanya mengenai isu hari ini, dia bicara 'tolong hargai lembaga-lembaga yang melaksanakan keputusan'," kata Noval.
Artinya, kata Noval, Jokowi gagal memegang konsistensi dan gagal memastikan bahwa MK adalah guardian of constitution.
"Ketika MK tidak berpihak kepada Jokowi, dia akan mencoba mengeliminasi atau bahkan justru membantah legitimasi dari MK," kata Noval.
"Ini kemudian dikhawatirkan bahwa dalam 2-3 bulan lengsernya Jokowi, Jokowi bukannya bersih-bersih atas dosa-dosanya, tapi Jokowi lebih melahirkan ribuan-ribuan dosa daripada setiap langkah-langkah politiknya," sambungnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kaesang Tunjuk F Bagus Panuntun Jadi Ketua DPW PSI Jatim
- PDI Perjuangan Jatim Hormati Putusan MK, Ajak Bersama Membangun Jawa Timur
- Heboh Foto Diduga Kaesang Pamer Kaos 'Putra Finalis Pemimpin Terkorup Dunia'