DPRD Magetan Lecehkan Instruksi Presiden Prabowo

Noorman Susanto/RMOLJatim
Noorman Susanto/RMOLJatim

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar DPRD Magetan beberapa waktu lalu di Rumah Makan (RM) Lombok Ijo bersama insan pers menuai protes masyarakat dan aktivis karena dinilai menghambur-hamburkan anggaran.


"Mengapa harus di luar kota kalau hanya diskusi, itu buang buang uang rakyat. Itu melecehkan himbauan Presiden soal efisiensi, bukannya DPRD jadi contoh menggalakan efisiensi anggaran, malah foya foya," kata Ketua Lembaga Peneliti Republik Damai (REDAM) Jawa Timur di Magetan Noorman Susanto kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (1/4). 

Noorman menyayangkan FGD tersebut dilaksanakan di luar kota. Padahal Magetan kota wisata, ratusan rumah makan menyediakan fasilitas lebih dari Kota Madiun.

Selain itu menurutnya banyak yang diundang bukan dari kalangan pers. Meskipun tema acara itu berbunyi mewujudkan sinergitas dengan insan pers. 

"Boleh dong curiga kalau ini ada TST (Tahu Sama Tahu). Apa masih kurang DPRD dimanjakan rakyat dengan berbagai tunjangan dan fasilitas. Belum dari cuan (hasil) lain," tegasnya.

"Menyitir pernyataan Presiden yang diulang ulang di berbagai acara kenegaraan, himbauan tentang efisiensi anggaran. Karenanya, REDAM mengajak elemen masyarakat Magetan, membawa kasus acara FGD yang viral ini ke Provinsi. Kalau tidak bersambut, kita teruskan," imbuhnya. 

Sementara itu saat dikonfirmasi soal FGD tersebut, Ketua DPRD Magetan Suratno enggan menjawab. Bahkan dia menghapus pesan suara (voice note) yang sempat dikirim ke Kantor Berita RMOLJatim.

"Itu (FGD) ide Mitro, konfirmasi ke Mitro saja," kata Suratno singkat.

Saat ditelusuri, nama Mitro yang disebut Suratno adalah Kepala Bidang (Kabid) Perundang undangan Sekretariat DPRD. Mitro yang sebelumnya beberapa kali kesandung kasus pelecehan itu belum berhasil dikonfirmasi. Ponselnya juga tidak aktif.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news