Sebelum terjadi banjir atau diistilahkan genangan di beberapa titik di Kota Surabaya, Jumat (31/1) malam, sebenarnya pihak legislator Yos Sudarso sudah mengingatkan Pemkot Surabaya terkait penutup saluran yang hampir semuanya dibikin permanen. Sayangnya saran tersebut tidak digubris.
- Jepang Siap Bantu Korban Gempa Sulawesi
- Korban Longsor Jombang Ditemukan, Operasi Pencarian Diakhiri
- DVI Polri Telah Identifikasi 149 Jenazah Korban Gempa Cianjur
Parahnya lagi, Pemkot Surabaya malah tancap gas dengan mempercantik penutup saluran itu dengan memasang ubin yang bercorak warna-warni.
"Mulai tahun 1990 memang sudah terjadi banjir, kita bersama-sama mencari jalan keluarnya. Lah kemarin sudah diingatkan terutama cipta karya. Kalau got itu terbuka dan tersumbat kita bisa melihat biar gampang menyelesaikannya. Tetapi kalau dikunci dari dalam, bagaimana melihatnya,” tandas Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony pada Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (1/2).
Ditambahkan Thony, proyek box culvert selama ini yang dilakukan Pemkot Surabaya bukan berarti dapat mencegah banjir jika pengerjaannya asal-asalan.
“Jangan kemudian berpikir box culvert menjadi satu solusi pembangunan gorong-gorong lebih cepat tetapi itu malah sebagai hambatan, sumbatan," imbuh Thony.
Tak hanya itu, lanjut politisi asal Partai Gerindra, pembangunan gorong-gorong selama ini dikebut secara asal-asalan.
Pemkot Surabaya, kata dia, tak pernah memperhitungkan arah dari aliran air itu mengalir.
"Kedua tidak sekedar pemeliharaan. Ada beberapa tempat terjadi genangan. Ini adalah cipta karya pihak yang dihitung secara teknis dengan jeli. Kalau aliran air tidak dipetakan dengan tepat. Kajian elevasinya, bagaimana proyek gorong bisa mengatasi debit air hujan," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Demo Mahasiswa di Depan DPR RI Berujung Ricuh
- Desember Kelabu, 4 Bocah Pengunjung Wisata Pantai Pancer Jember Digulung Ombak, 1 Meninggal
- Pernikahan Beda Agama di Semarang Viral, Wamenag Tegaskan Tidak Tercatat di KUA