Dukung Angkutan Lebaran 2022, DLU Operasikan 43 Kapal

Dirut PT DLU, Erwin H. Poedjono bersama Penasehat Utama & Owner PT DLU, Bambang Harjo S/RMOLJatim
Dirut PT DLU, Erwin H. Poedjono bersama Penasehat Utama & Owner PT DLU, Bambang Harjo S/RMOLJatim

PT Dharma Lautan Utama (DLU) menyiapkan sebanyak 43 unit kapal penumpang untuk mendukung kelancaran angkutan Lebaran 2022 ini.


Ke-43 unit kapal penumpang itu masing-masing terbagi 22 unit beroperasi di lintas penyeberangan jarak pendek, 16 unit dioperasikan di lintas panjang, dan 5 unit dioperasikan di lintasan perintis.

"Tahun ini total armada kami siapkan, tidak ada yang docking, tidak ada yang rusak, semua kita siapkan untuk mendukung kelancaran arus mudik dan arus balik pada Lebaran tahun ini," kata Direktur Utama PT DLU, Erwin H. Poedjono dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (23/4).

Persiapan koordinasi untuk angkutan Lebaran tahun ini, lanjut Erwin, telah kami siapkan sejak benerapa bulan lalu.

Hal ini dilakukan karena pada lebaran tahun ini diperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang, yaitu sedikitnya 15% dibandingkan tahun lalu.

Maka dari itu, masih kata Erwin, DLU menjalankan manajemen operasional dengan baik, agar layanan angkutan penumpang laut yang diberikan tetap optimal.

“Bagi kami, perbaikan layanan, kenyamanan dan keamanan penumpang tetap kami utamakan,” tegas Erwin yang juga sebagai Ketua Harian Kodrat Jawa Timur itu

Sementara itu, Penasehat Utama & Owner PT DLU, Bambang Harjo S, menambahkan, jumlah armada DLU sangat memadai, sebab loadfacktor masih pada kisaran 60%-70%, sehingga pihaknya belum perlu menambah jumlah trip. 

“Sampai saat ini tripmasih normal, sehingga kami belum perlu menambah jumlah trip. Jadi tripmasih normal," tambahnya.

Lebih jauh Bambang menjelaskan, semua persiapan ini dilakukan untuk mendukung pemerintah. Harusnya menurut dia hal ini harus diapresiasi pemerintah.

Namun faktanya, menurut dia pemerintah belum sepenuhnya memperhatikan sektor usaha ini. Masih banyaknya hambatan kelancaran operasional di semua lintasan seperti, dermaga tidak nambah tapi kapal justru terus diperbolehkan nambah.

"Ini hambatan, sebab tidak seimbangnya jumlah kapal dengan jumlah dermaga, pasti sering memicu antrean. Belum lagi pendangkalan alur yang sering mempengaruhi kelancaran arus kapal, sering menjadi penghambat. Ini harusnya diperhatikan pemerintah," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news