Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sekaligus mantan panglima TNI memiliki karir kemiliteran yang moncer di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Dia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan kemudian didaulat menjadi panglima TNI.
- SBY Kembali Duduki Ketua Majelis Tinggi Demokrat Periode 2025-2030
- Kongres VI Partai Demokrat: Agus Harimurti Yudhoyono Terpilih Kembali Jadi Ketum 2025-2030
- AHY Pastikan Demokrat Jadi Mitra Setia Prabowo Majukan Indonesia
“Dulu Jenderal Moeldoko cium tangan SBY, menyanjung puji Presiden RI ke-6, yang mengangkatnya jadi KSAD lalu panglima TNI,” kenang politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (29/3).
Namun demikian, sikapnya kini seperti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba. Setidaknya kesediaan untuk menerima permintaan menjadi ketua umum dari sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai kader Demokrat menjadi alasan Moeldoko mulai tidak menghargai SBY.
Bahkan teranyar, Moeldoko melontarkan tudingan adanya tarikan ideologi di tubuh Partai Demokrat, yang membuatnya merasa harus turun tangan menyelamatkan. Padahal Demokrat masih berjalan sesuai jalurnya lantaran masih dikawal SBY sebagai ketua Majelis Tinggi.
“Kini, ia menusuk dari belakang, bahkan tega memfitnah SBY,” sambung Rachland.
Rachland Nashidik pun sulit membayangkan jika di kemudian hari Moeldoko berkuasa. Sebab bukan tidak mungkin fitnah lebih kejam akan menimpa Presiden Joko Widodo pasca tidak lagi menjabat.
“Bayangkan, bila ia berkuasa, apa yang akan ia lakukan pada Jokowi yang cuma mengangkatnya jadi KSP,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- SBY Puji Keputusan Prabowo Pilih Jalan Negosiasi Hadapi Tarif Impor Trump
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer