PT Dharma Lautan Utama (DLU) mengevakuasi sekitar 1100 peserta lari maratan i Labuan Bajo yang tak bisa menaiki pesawat.
- DLU dan BHS Peduli Kirim Bantuan ke NTT, Bambang Haryo Minta Pemerintah Terjunkan SDM yang Mumpuni Soal Kebencanaan
- KM Kirana I Terbakar, Belum Diketahui Penyebabnya
- Gelar Khitanan Massal, DLU Fokuskan Anak-anak Pesantren dan Panti Asuhan di Surabaya Raya
Hal itu disebabkan karena tak beroperasinya bandara di Lombok dan Bali karena meletusnya gunung Lewotobi.
Ribuan peserta maraton ini dievakuasi DLU dengan menggunakan dua kapal yakni Dharma Rucitra VII yang tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Kamis dini hari pukul 03.30 WIB dan Dharma Rucitra VIII yang sandar di pelabuhan yang sama sekitar pukul 15.00 WIB.
Direktur Utama PT DLU Erwin H. Poedjono menerangkan bahwa mayoritas penumpang dari dua kapal tersebut adalah peserta dan panitia lomba maraton yang digelar di Labuan Bajo.
"Beberapa dari penumpang yang memang bertamasya di Labuan Bajo dan ttidka bisa kembali dengan ditutupnya bandara udara," ucapnya di Gapura Surya Pelabuhan Tanjung Perak. Kamis petang (14/11/2024).
Erwin dan jajaran pejabat PT DLU secara khusus menyambut ribuan penumpang dari dua kapal tersebut, pasalnya Dharma Rucitra VII dan Dharma Rucitra VIII diminta oleh kementerian perhubungan untuk membantu proses evakuasi masyarakat yang tak bisa kembali ke pulau Jawa atau keluar negeri karena ditutupnya bandara di Lombok dan Bali.
Dirinya bahkan sempat berbincang dengan beberapa penumpang kapal dan mendapatkan respon positif, karena mereka tak menyangka ada kapal penumpang yang memberikan kenyamanan meski perjalanan dar Labuan Bajo ke Surabaya memakan waktu lebih lama daripada menaiki pesawat.
"Semuanya mengatakan senang dan bersyukur bisa sampai Surabaya, pelayaran cukup tenang, pelayanan di atas kapal juga Alhamdulilah baik. Mereka juga banyak yang tidak mengira bahwa ada kapal yang sebaik ini fasilitasnya," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Usaha dan Operasional PT DLU Rachmatika Ardiyanto menjelaskan, pihaknya langsung memberangkatkan Dharma Rucitra VII ke Labuan Bajo setelah selesai melakukan proses penurunan penumpang di pelabuhan Tanjung Perak untuk mempercepat proses evakuasi.
"Jadwal yang harusnya kami tidak singgah Labuan Bajo kemarin kita singgahkan, jadi ada deviasi, kami urus perijinannya kami singgahkan ke sana dan Alhamdulillah dengan sosialisasi yang cepat, masyarakat merespon positif.," ungkapnya.
Deputy Menteri Koordinator bidang Maritim Investasi Odo Rene Matthew Manuhutu yang turut menumpang kapal Dharma Rucitra VIII merasa senang dengan respon cepat DLU membantu pemerintah mengevakuasi masyarakat yang tak bisa kembali ke pulau Jawa dengan transportasi udara. Apalagi fasilitas yang disediakan untuk penumpang sangat ramah dan menyenangkan.
"Makanannya enak, di sini juga ada kamar VIPnya layaknya hotel. Tentunya ini sangat membantu masyarakat transportasi apalagi kemarin bandara di Labuan Bajo ditutup, dan saya ucapkan terima kasih karena saat kami tiba di Surabaya disambut langsung sama pak Erwin Dirut DLU," tuturnya.
Hal senada juga diutarakan peserta lomba IFG Maraton Labuan Bajo Sally Tanudjaja yang berasal dari Bandung, meski perjalanan dari Labuan Bajo ke Surabaya menggunakan kapal cukup jauh dan lama tetapi dirinya bersama rekannya merasa tidak capek karena bisa beraktifitas sebab ada fasilitas jogging track dan lainnya yang ada di dalam kapal.
"Jadi sudah aman, yang penting perjalanan jauh naik kapal, kita ngak capek di kapal bisa beraktifitas," ucapnya.
Sekedar informasi, pasca meletusnya gunung Lewotobi, DLU Holding dan BHS Peduli langsung mengirimkan bantuan berupa sembako dan peralatan mandi termasuk selimut untuk masyarakat di sana, hingga kini DLU masih memantau kondisi dan situasi di Lombok dan sekitarnya dan siap membantu pemerintah.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- DLU dan BHS Peduli Kirim Bantuan ke NTT, Bambang Haryo Minta Pemerintah Terjunkan SDM yang Mumpuni Soal Kebencanaan
- KM Kirana I Terbakar, Belum Diketahui Penyebabnya
- Gelar Khitanan Massal, DLU Fokuskan Anak-anak Pesantren dan Panti Asuhan di Surabaya Raya