RMOLBanten. Ada empat pola yang digunakan kelompok terorisme yang ada di
Indonesia untuk merekrut 'calon pengantin' aksi terorisme.
- Dalami TPPU Puput Tantriana Sari, KPK Periksa Pegawai Bank Jatim Hingga Perangkat Desa
- Yenti Garnasih Dukung Kapolri Larang Anggota Bergaya Hidup Mewah, Berikan Sanksi
- Dodik Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Tipu Gelap Uang Pengurusan Sertifikat, Masyarakat Dungus Madiun Sujud Syukur
"Setidaknya ada empat pola rekrutmennya," kata Ketua KPAI, Susanto .
Pertama, melalui modus perkawinan sebagaimana kasus Bekasi. Kedua, modus indoktrinasi lewat melalui media sosial.
"Pola perkawinan dilakukan melalui pendekatan di media sosial di mana seseorang dinikahi dalam kurun waktu yang relatif singkat. Lalu pola indoktrinisasi seringkali dipilih oleh jaringan teroris adalah kalangan remaja," katanya.
Pola selanjutnya masuk dari sektor pendidikan dan keluarga.
Ketiga, patronase guru. Keempat, infiltrasi terorisme melalui keluarga.
Susanto menyebutkan, modus patronase guru dengan cara menyusup ke dalam lembaga pendidikan. Cara ini dianggap sangat mudah karena dapat mempengaruhi anak-anak mengingat guru merupakan sosok yang diyakini membawa kebenaran.
Dan terakhir seperti diperlihatkan pelaku teror bom di tiga gerja dan Polrestabes Surabaya yakni infiltrasi keluarga.
"Memang pola ini tidak mudah untuk dideteksi karena terjadi pada ruang-ruang tak terpantau oleh orang sekitar," terangnya.[dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Yosef Ungkap ada Sosok yang Patut jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi BTS Kominfo
- Kejari Segera Panggil Pejabat Disparbud Malang Soal Dugaan Nota Fiktif dan Mark Up Anggaran
- Sidang Robot Trading Viral Blast, Ahli Pidana Sebut Dakwaan Jaksa Cacat Hukum