Empat Santri di Jember Terseret Banjir Saat Hujan, Satu Orang Terjepit Gorong-gorong Besi

Detik-detik penyelamatan santri IBU Pakusari yang terjebak di bawah jeruji pengaman sungai/Ist
Detik-detik penyelamatan santri IBU Pakusari yang terjebak di bawah jeruji pengaman sungai/Ist

Hujan deras yang mengguyur kawasan Kecamatan Pakusari dan sekitarnya, membuat sungai yang melewati sekitar pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari Kabupaten Jember, meluap pada Selasa 25 Februari 2025 sore. Bahkan empat santri yang sedang mandi terseret arus sungai yang datang mendadak itu. Namun mereka berhasil terselamatkan setelah masuk gorong-gorong sungai. Bahkan satu orang diantaranya, harus melewati detik-detik menegangkan karena terjebak dibawah gorong-gorong besi pengaman sungai.


"Korban yang terjebak itu adalah Danil Siswanto, siswa SMP IBU kelas IX asal Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember," ucap Ketua Yayasan Pendidikan IBU Pakusari, KH Muhammad Hafidzi Holis, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa 25 Februari 2025.

Menurut KH Hafidzi, banjir di sungai yang melewati area pesantren putri ini, terjadi karena hujan deras di hulu sungai di sekitar Wilayah Kecamatan Ledokombo dan Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Hal ini juga ditambah hujan deras di sekitar Desa Pakusari, sehingga debit air sungai tersebut bertambah besar dan naik ke areal pondok pesantren putri. Namun hal tersebut, dapat diatasi.

"Namun tiba-tiba terdengar teriakan santri minta tolong, ada santri terseret banjir, diduga sedang mandi saat hujan. Jumlahnya korban 4 orang, bahkan ada korban yang tersangkut dan terjepit besi pengaman sungai," katanya. 

Mendengar teriakan tersebut, sejumlah santri berdatangan ada yang mengejar 3  santri yang terseret arus hingga masuk ke gorong-gorong. Namun ketiganya berhasil diselamatkan.

Sedangkan yang satu orang, bernama Danil, masih terjebak di balik jeruji besi pengaman sungai. Penyelamatan korban ini butuh waktu, karena besi pengaman tersebut, sudah ditanam dibeton pada plengsengan sungai. 

"Alhamdulillah Danil akhirnya dapat diselamatkan, dengan cara memotong besi menggunakan grenda," terangnya.

Hafidzi menambahkan, hingga saat ini sudah 2 kali terjadi banjir. Pertama terjadi pada tahun 2022, banjir naik ke dalam ruang asrama santri, karena ketinggian air yang masuk hingga 1,5 meter. Namun tidak ada korban jiwa atau terluka.

"Yang kedua, terjadi hari ini, diduga akibat berkurangnya gumuk di hulu untuk tambang batu dan pasir," terangnya. 

Sebelum tahun 2022, belum pernah terjadi banjir genangan yang masuk ke areal pesantren. Karena masih ada gumuk dan pepohonan sehingga saat hujan, tidak semuanya air hujan langsung mengalir ke sungai. Air meresap kedalam tanah. Namun saat ini, jumlah gumuk tersebut, sudah berkurang, akibat penambangan. Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, maka otomatis air langsung masuk ke sungai ini.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news