Dalam diskusi bertajuk "Memaknai Pidato Presiden", Head of Research Data Indonesia, Herry Gunawan menyampaikan kritikan terhadap kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
- BUMN Ini Perkuat Nilai Sosial melalui Perayaan Natal di Rutan Perempuan Surabaya
- Jalin Kerjasama Dengan Boeing Hingga Airbus, Indonesia Bakal Tambah Jumlah Pesawat
- Hari Pertama Relawan Bakti BUMN Batch VI di Desa Tosari, Membangun Sinergi dan Menghidupkan Budaya
Menurut Herry Gunawan, tindak-tanduk Erick Thohir selama memimpin BUMN belakangan ini hanya mengutak-atik jabatan komisaris dan Dirut perusahaan plat merah.
"Saya awalnya berharap banyak kepada Pak Erick Thohir yang punya pengalaman di swasta, effort-nya pasti berbeda segala macam. Tapi dalam satu tahun ini Pak Erick lebih banyak sibuk-sibuk main catur. Utak-atik manajemen BUMN, mengganti direksi komisaris sampai hari ini," ujar Herry seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.ID, Sabtu (15/8).
Persoalannya, lanjut pengamat BUMN ini, Erick Thohir mengutak-atik komposisi struktural perusahaan plat merah tanpa membentuk konsep pembangunannya. Lebih lanjut dikatakan Herry, mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan ini tidak memiliki arah pembangunan untuk menyumbang pertumbuhan ekonomi negara.
"Mengganti-ganti suasana pemain itu menjadi penting kalau di sepak bola kita mau main pakai skenario apa? 4-4-2 atau pakai formula mana dulu baru kita tentukan siapa yang jadi wing, siapa yang jadi libero segala macam, siapa yang jadi striker," ungkapnya mencontohkan.
Ini persoalannya BUMN mau diapain konsep besarnya? Itu kan sampai satu tahun ini enggak kelihatan. Tapi kemudian orang-orangnya sudah diganti. Nah pertanyaannya, ketika skenario itu keluar apakah orang-orang yang sudah ditunjuk duluan ini cocok dengan skenario yang diciptakan kementrian BUMN," demikian Herry Gunawan menambahkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pembenahan Sepak Bola Indonesia Harus Dilakukan Secara Piramida
- Pelaksanaan Drawing Liga 4 Harus Ulang!
- Saatnya Bahlil Hingga Erick Thohir Ditendang dari Kabinet