Di tengah perkembangan situasi politik yang berkembang di Afghanistan sejak Taliban merebut kekuasaan pertengahan Agustus lalu, mantan Presiden Ashraf Ghani tiba-tiba mencuri perhatian publik.
- Bernegosiasi dengan Taliban
- Afghanistan jadi Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Respon Taliban
- 60 Persen Profesor Mundur Sebagai Pengajar di Kampus Gaga-gara Menolak Kebijakan Taliban
Di akun Facebook resminya, ada unggahan yang berisi seruan kepada masyarakat internasional untuk mengulurkan tangan persahabatan ke penguasa baru Kabul.
Unggahan yang mengatasnamakan Ghani itu juga meminta komunitas internasional untuk melegitimasi pemerintahan baru Taliban di Afghanistan.
Namun tidak lama kemudian, Ghani membuat konfirmasi di Twitter bahwa Facebooknya telah diretas. Ghani mengtakan, seseorang telah mendapatkan akses tidak sah ke akun Facebook-nya.
"Mendesak: Halaman Facebook resmi Dr Mohammad Ashraf Ghani telah diretas sejak kemarin. Tidak ada konten yang diterbitkan di halaman ini valid sampai halaman diambil," begitu pengumuman yang disampaikan di Twitter Ghani, dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Pertas tersebut masih belum dikenali.
Ghani dan sejumlah menteri utama semasa pemerintahannya telah meninggalkan Afghanistan pada hari ketika Taliban berbaris ke Kabul dan menguasainya pada 15 Agustus lalu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bernegosiasi dengan Taliban
- Afghanistan jadi Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Respon Taliban
- 60 Persen Profesor Mundur Sebagai Pengajar di Kampus Gaga-gara Menolak Kebijakan Taliban