Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri patut dipertimbangkan untuk menjadi pasangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
- Airlangga Bakal Pimpin Delegasi Indonesia Lobi Presiden AS Donald Trump
- Pemerintah Hapus Utang Ribuan UMKM Senilai Rp 2,4 Triliun
- Airlangga Hartarto Unggah Foto Naik Hercules Menuju Akmil Magelang
Bahkan, kata Koordinator Nasional Relawan Muda Airlangga (RMA) Firman Mulyadi, usulan agar Airlanga bisa berpasangan dengan Firli juga mulai disuarakan pengurus di daerah.
"Kami menerima usulan dari daerah terkait beberapa nama yang pas untuk mendampingi Pak Airlangga pada Pemilu 2024 nanti diantaranya adalah Bapak Firli Bahuri, Ketua KPK saat ini," ujar Firman Mulyadi dalam keterangannya diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/8).
Firman menjelaskan, Firli diusulkan dengan mempertimbangkan rekam jejak kepemimpinan yang baik ketika mengabdi di institusi kepolisian dan saat ini sebagai pimpinan di lembaga antirasuah.
"Kita menilai beliau (Firli) mampu mendampingi Pak Airlangga bahwa di masa pemulihan krisis ekonomi, selain harus kuat secara strategi pemulihan ekonomi harus diiringi oleh kepastian dan penegakan hukum yang baik," terangnya.
Terpenting, kata dia, sosok Firli jika menjadi pendamping Airlangga, sejalan dengan keinginan masyarakat untuk menghadirkan pemimpin bersih dan jujur.
Apalagi, masih kata Firman, jika membaca hasil survei dan polling seperti yang pernah dilakukan RMOLVote, menempatkan Firli Bahuri pada tiga besar calon presiden potensial
"Kami melihat bahwa Firli Bahuri masuk menjadi 3 besar dari 9 Capres 2024 dengan memperoleh 16,85 persen dukungan, itu menjadi aspirasi publik sehingga kami menilai Pak Firli layak dampingi Airlangga pada Pilpres nanti," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPK Pastikan Periksa LaNyalla di Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim
- Sempat Membantah, Wahyu Setiawan Akui Sumber Uang Suap Harun Masiku dari Hasto
- Jaksa KPK Ungkap Foto Harun Masiku dengan Megawati dan Hatta Ali di Persidangan Hasto