Gagal memenangkan pertarungan Pilpres 2024, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, diminta dievaluasi.
- Jaksa KPK Ungkap Foto Harun Masiku dengan Megawati dan Hatta Ali di Persidangan Hasto
- Pulang Kampung Usai Kontrak di Korea, Megawati Hangestri Disambut Hangat Bupati Jember
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
Namun analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, meyakini, tak ada kader banteng yang berani mengevaluasi Megawati, misalnya dengan melakukan kongres luar biasa, apalagi memakzulkan pewaris trah Soekarno itu.
Menurut dia, kekuatan Megawati sangat besar di PDIP, sehingga tidak ada satupun kader yang mampu mengkritik dan mengevaluasi.
"Mana ada yang berani mengevaluasi Megawati, karena dia penguasa tunggal, pendiri dan pemilik saham terbesar di PDIP," tandas Ujang melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (16/2).
Namun, terkait perlunya kaderisasi di internal partai, dia tak menampik, Megawati memang perlu diganti, karena sudah terlalu lama menduduki tahta ketua umum.
Sudah saatnya Megawati memberikan kursi ketua umum kepada penerus yang dianggap cocok menggantikannya.
"Mestinya Megawati sudah saatnya menyerahkan tongkat kepemimpinannya, kepada kader yang bagus, yang lebih muda, bisa anaknya, bisa juga yang sudah berjuang lama di PDIP," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jaksa KPK Ungkap Foto Harun Masiku dengan Megawati dan Hatta Ali di Persidangan Hasto
- Pulang Kampung Usai Kontrak di Korea, Megawati Hangestri Disambut Hangat Bupati Jember
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah