Keberadaan tempat wisata ritual Srigati masuk Alas Ketonggo tidak lepas dari cerita mistis. Apalagi setiap bulan Suro, Srigati dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
- Tinjau Kepatihan dan Museum Trinil Ngawi, Pj Gubernur Adhy Dukung Upaya Revitalisasi dan Pengembangan Bangunan Bersejarah di Jatim
- Bersama Wapres Gibran Tinjau Benteng Van den Bosch, Pj Gubernur Adhy Dorong Pelestarian Bangunan Bersejarah jadi Destinasi Unggulan di Jatim
- Jalur Ngawi-Jogorogo Bakal Mulus, Begini Reaksi Masyarakat
Namun untuk bulan Suro tahun ini Muharam 1442 Hijriyah semua pengunjung dilarang masuk ke lokasi yang masuk Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi tersebut. Alasannya Srigati ditutup sementara untuk menghindari sebaran Covid-19.
"Bersama paguyuban Srigati dan semua unsur di dalamnya sepakat untuk sementara wisata religi Srigati ditutup. Penutupan sementara itu berlaku selama sebulan," terang Eko Yudho Nurcahyo Camat Paron, Rabu, (19/8).
Jelas Yudho, kegiatan malam Suro di Srigati ditiadakan termasuk pada 15 Muharam nanti. Penutupan sementara dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 yang kemungkinan virusnya dibawa pengunjung.
"Apalagi Ngawi saat ini zonanya masih orange tentu kita harus proteksi dari Covid-19. Karena seperti biasanya setiap Suro di Srigati ini dikunjungi ribuan warga dari luar daerah," bebernya.
Akan tetapi kegiatan rutin di Srigati seperti ganti langse tetap dilakukan dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Termasuk yang diperbolehkan di lokasi hanya warga lokal dan jumlahnya pun dibatasi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tinjau Kepatihan dan Museum Trinil Ngawi, Pj Gubernur Adhy Dukung Upaya Revitalisasi dan Pengembangan Bangunan Bersejarah di Jatim
- Bersama Wapres Gibran Tinjau Benteng Van den Bosch, Pj Gubernur Adhy Dorong Pelestarian Bangunan Bersejarah jadi Destinasi Unggulan di Jatim
- Jalur Ngawi-Jogorogo Bakal Mulus, Begini Reaksi Masyarakat