Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk 2024 terus merosot di sejumlah survei. Hal ini disebabkan adanya kekisruhan di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.
- Hasto Tuding Pemilu 2009 Curang, Demokrat Ingatkan Komisioner KPU Ditangkap KPK Tahun 2019
- Jalankan Perintah Rais Aam, PBNU Siap Gelar Muktamar NU 17 Desember
- Bawaslu Ingin Pilkada Ngawi Aman Dari Covid-19
Ganjar dianggap tidak pro kepada wong cilik dan lebih berpihak pada korporasi atau pemodal.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berpendapat, Puan Maharani diuntungkan dengan menurunnya elektabilitas Ganjar Pranowo tersebut.
"Peluang itu (jadi Capres) semakin kecil karena elektabilitas Ganjar turun paska kasus Wadas. Turunnya elektabilitas Ganjar tentu menguntungkan bagi Puan untuk melenggang menjadi capres dari PDIP,” kata Jamiluddin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/2).
Dia menambahkan, kekisruhan yang terjadi antara aparat dengan warga di Desa Wadas tersebut menjadi bola liar yang merugikan Ganjar.
"Kerugian Ganjar tersebut tentu menjadi keuntungan bagi Puan,” imbuhnya.
Meski demikian, kata Jamiluddin, Ganjar masih dapat mengembalikan elektabilitasnya bila mampu menyelesaikan kasus Wadas.
"Bahkan elektabilitasnya masih bisa lebih meroket bila keberpihakannya kepada rakyat nyata, bukan hanya di Medsos,” katanya.
"Tentu setiap kenaikan elektabilitas Ganjar akan membuat Puan uring-uringan. Sebab, kenaikan elekrabilitas Ganjar akan menjadi kerikil bagi Puan untuk nyapres 2024,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPK Didesak Periksa Ganjar Pranowo di Kasus Skandal Korupsi e-KTP
- AHY Sambut Kehadiran Puan Maharani di Penutupan Kongres VI Partai Demokrat
- Usai Hasto Ditahan, KPK Didesak Usut Skandal Korupsi E-KTP Ganjar