Sedia payung sebelum hujan, istilah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dalam antisipasi dan meminimalisir bencana. Salah satunya dengan cara menggerakkan segala komponen baik sumberdaya manusia maupun segala peralatannya dalam upaya antisipasi dan meminimalisir dampak bencana.
- Gubernur Khofifah Resmikan Masjid Ba'i Al Karim Sukorejo Perak Jombang
- Pelaku Usaha Parcel Lebaran di Jombang Banjir Order, Trend Jajanan Anak-Anak
- Harga Cabai di Jombang Melonjak, Gus Wabup: Penyakit Tahunan yang Harus Ditangani
Pemerintah Kabupaten Jombang menggelar Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapan Penggulangan Bencana Alam tahun 2021 di Wilayah Kabupaten Jombang, Senin, (25/10). Yang diikuti pasukan dari Kodim 0814, Satuan Samapta, Gabungan Polsek, Satlantas, Satpol PP, Dishub, Dinkes dan Dinsos, BPBD Jombang, Perhutani, dan sejumlah relawan tanghap bencana.
Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab mengatakan bahwa sejak tahun 2020, Indonesia dihadapkan pada berbagai bencana, baik bencana alam maupun non alam berupa pandemi Covid-19, sehingga dalam penanganan bencana itu selain memperhatikan faktor evakuasi korban bencana alam juga harus memperhatikan protokol kesehatan agar dalam penanganannya tidak menimbulkan kluster baru penyebaran Covid 19.
Menurut Bupati Perempuan Pertama di Jombang ini, tidak bisa dipungkiri, intensitas dan kompleksitas bencana di era modern yang telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian yang besar, serta sangat mengganggu aktifitas, dan produktivitas baik untuk keberlangsungan dunia usaha dan mata pencaharian masyarakat serta pembangunan nasional
"Saat ini akan memasuki musim penghujan, berdasarkan data dari BMKG wilayah Jawa Timur, musim penghujan pada bulan November dan puncaknya pada bulan Januari hingga Februari tahun 2022," beber Mundjidah Wahab kepada Kantor Berita RMOLJatim usai memimpin Apel Kesiapsiaagaan Bencana.
Bahkan, masih kata Bupati, untuk musim hujan saat ini dimungkinkan mengalami peningkatan intensitas curah hujan, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
"Untuk antisipasi itu, pihak terkait dan masyarakat bersiap segera melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun ancaman badai lainnya," tambahnya.
Dijelaskan Bupati, pelaksanaan apel ini merupakan momentum yang tepat bagi satuan pelaksana penanggulangan bencana untuk melakukan sinergi dan konsolidasi, sebab bencana alam merupakan sesuatu yang sulit diprediksi. Namun langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bencana tersebut perlu dipersiapkan.
"Antisipasi ini harus dipersiapkan, untuk meminimalisir dampak bencana. Meski bencana sesuatu yang sulit diprediksi, perlu kewaspadaan dan langkah pencegahan," pungkasnya.
Sekedar informasi, beberapa Kecamatan yang termasuk rawan bencana di Kabupaten Jombang antara lain Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Mojoagung, Kesamben, Kabuh, Ploso dan Sumobito serta terdapat 32 desa rawan bencana dengan klasifikasi tinggi dari 306 Desa Kelurahan yang ada di Kabupaten Jombang.
Antisipasi dan penanggulangan kejadian bencana banjir yang pernah terjadi diwilayah Jombang. Pemerintah Kabupaten Jombang melakukan revitalisasi sungai di daerah yang rawan banjir dan skala besar juga sudah diajukan kepada Kementrian atau pihak terkait. Termasuk jembatan dan beberapa peralatan telah disiapkan termasuk ban karet dan banyak perlengkapan serta peralatan lainnya yang baru.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Khofifah Resmikan Masjid Ba'i Al Karim Sukorejo Perak Jombang
- Pelaku Usaha Parcel Lebaran di Jombang Banjir Order, Trend Jajanan Anak-Anak
- Harga Cabai di Jombang Melonjak, Gus Wabup: Penyakit Tahunan yang Harus Ditangani