RMOLBanten. Kelalaian anak buahnya dalam
menjaga keamanan masyarakat dan negara tidak bisa biarkan. Presiden mesti evaluasi mesti dilakukan
terhadap para petinggi keamanan menyusul dua kejadian besar terkait
terorisme terjadi dalam sepekan terakhir.
- Polri Sudah Tetapkan 927 Tersangka TPPO Sejak Awal Juni
- Dugaan Ada Kegiatan Prostitusi, Pegawai Royal KTV Diperiksa Polda Jatim
- Berstatus Tahanan Kota, Hakim Tolak Permintaan Dirut PT Daha Tama Adikarya Untuk Ngurus Perusahaan Di Pasuruan
"Kami meminta Presiden Jokowi untuk mengevaluasi Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, Menko Polhukam atas kejadian bom bunuh diri di Surabaya," kata Alam kepada wartawan di Grha Oikumene, Salemba, Jakarta, (13/5).
Menurutnya, rentetan aksi terorisme di Indonesia sudah pada level sangat mengkhawatirkan. Dalam seminggu dua peristiwa besar terjadi. Kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob (Depok, Jawa Barat), memakan lima korban jiwa dari pihak polisi. Kemudian, serangan serentak terhadap tiga gereja di Surabaya yang menewaskan belasan orang.
"GMKI meminta Kapolri dan BIN mengedepankan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi di negara ini," tegas Alan mewakili Ketum GMKI, Sahat Martin Sinurat, yang berhalangan hadir.
Bagi GMKI, peristiwa Bom Surabaya adalah pukulan telak buat bangsa Indonesia.
"Ini menistakan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," ucap Alan. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PT Citra Gading Asritama Pailit, Kurator dan Pengurus Digugat
- KPK Limpahkan Tahap 2 Perkara Suap Dana Hibah APBD Jatim, Sahat dan Rusdi
- Kabasarnas Tersangka Korupsi, Ketua KPK: Perlu Orkestrasi dan Belajar dari RRC