Posisi politik Partai Demokrat dinilai belum aman untuk menghadapi pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang. Sadar dengan posisi itu, menggandeng Partai Golkar bisa dianggap alternatif poros yang kuat.
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan
Analisa politik itu disampaikan Direktur Eksekutif Lanskap Politik Indonesia (LPI), Andi Yusran dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (9/7).
Menurut Andi, peta koalisi Pilpres masih dalam kondisi sangat cair. Berbagai dinamika politik yang saat ini terjadi merupakan hal waja dalam menghangatkan mesin politik menyambut momentum Pilpres.
"Artinya akan ada perubahan perubahan yang bakal terjadi: terkecuali KIB yang hampir pasti tetap utuh bahkan kemungkinan akan bertambah anggotanya, sementara koalisi gerindra-PKB dan koalisi PKS-PKB bisa jadi bakal bubar dalam waktu dekat," demikian kata Andi.
Bagi Andi, koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia (Gerindra-PKB) dimunculkkan hanya untuk cek ombak kepada masyarakat. Selain itu, juga untuk meningkatkan posisi tawar diantara Partai lainnya.
Sejauh ini, Andi membaca Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang berusaha mencari partner yang jelas. Apalagi, sampai saat ini belum ada satupun partai yang jelas bakal menjadi kawan koalisi.
"Bidikan ke Golkar bisa jadi sebagai alternatif jikalau Demokrat gagal berkoalisi dengan Nasdem," pungkas Dosen Universitas Nasional (Unas) ini.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Demokrat Resmi Punya Dewan Pakar yang Dipimpin Andi Mallarangeng