Kunjungan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani ke kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Haratarto, dinilai sebagai desakan bergabung dalam barisan koalisi.
- Optimalisasi Potensi Zakat Mal, Golkar Dorong Pemkot Surabaya Perkuat Ketahanan Ekonomi Keluarga
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
Pengamat politik Citra Institute, Efriza mengamati, Puan menemui Airlangga sebagai representasi rezim.
"Ini menunjukkan Golkar memang diharapkan, karena itulah rezim ini mendesak dengan berbagai jebakan," ujar Efriza melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (28/7).
Dia mengurai, rezim menekan Golkar melalui isu penggulingan Airlangga sebagai Ketum, sehingga wacana yang berkembang adalah Munaslub.
Di samping itu, dosen ilmu pemerintahan Universitas Sutomo itu juga memaknai pemanggilan Airlangga oleh Kejaksaan Agung adalah bentuk penekanan, tepatnya menggunakan instrumen hukum yang dipolitisasi.
"Ini agar Airlangga menyadari dengan posisi yang kian merepotkan dan terjepit, akhirnya pilihan kepada PDIP adalah hal terbaik," tuturnya.
Maka dari itu, Efriza meyakini koalisi yang terbentuk nanti tidak akan harmonis, apabila Golkar benar-benar berlabuh dalam koalisi PDIP.
"Golkar dan PDIP bersatu ibarat berkoalisi dalam dua rasa. Karena di satu sisi PDIP merindukan dan membutuhkan Golkar," urainya.
"Tapi di sisi lain Golkar kesal, jengkel, dan benci dengan perjodohan koalisi paksaan ini," demikian Efriza menambahkan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Optimalisasi Potensi Zakat Mal, Golkar Dorong Pemkot Surabaya Perkuat Ketahanan Ekonomi Keluarga
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden