Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra adalah dua partai yang sulit bersatu dalam menghadapi pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
- PDIP Gabung Kabinet, Golkar: Terserah Presiden
- Jalankan Instruksi Ketum Golkar, Adies Kadir Bagikan 10.000 Paket Sembako di Surabaya dan Sidoarjo
- Fraksi Golkar DPRD Jatim Siap Kawal Periode Kedua Khofifah-Emil, Fokus pada Ketahanan Pangan
Pandangan itu disampaikan pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Andi Yusran melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/7).
Menurut Andi, kedua partai itu sulit bersatu karena masing-masing telah mendeklarasikan calon presidennya, PDIP Ganjar Pranowo dan Gerindra Prabowo Subianto.
Analisa Direktur Eksekutif Lanskap Politik Indonesia (LPI), Gerindra mendapatkan dukungan dari Golkar apabila tandem wakil Prabowo adalah sosok yang memang dikehendaki oleh partai berlambang beringin.
"Golkar akan sangat tergantung kepada siapa yang akan ditandemkan dengan Prabowo sebagai cawapres," jelas Andi.
Pandangan Andi, jika Erick Tohir atau Airlangga Hartarto yang dipilih untuk mewakili Prabowo Subianto, maka Golkar sangat mungkin bergabung koalisi Gerindra.
"Peluang Golkar bergabung dengan koalisi Gerindra sangat mungkin terjadi dan begitu juga sebaliknya," pungkas Andi.
Sejauh ini, Gerindra masih membangun kerjasama politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan dalam urusan penentuan capres dan cawapres, kedua orang yang menjadi penentu adalah Prabowo Subianto dan Abdul Muhaimin Iskandar.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pembenahan Sepak Bola Indonesia Harus Dilakukan Secara Piramida
- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
- SBY Puji Keputusan Prabowo Pilih Jalan Negosiasi Hadapi Tarif Impor Trump