Saat ini masyarakat dunia dalam kondisi galau karena perubahan jaman. Akibat kegalauan ini, kejengkelan masyarakat pun dilimpahkan pada pemerintah.
- Gus Muwafiq Beri Tausiyah Forkopimda- ASN Kota Mojokerto di Kenduri Layah
- Gus Muwafiq Yakini Indonesia Terang Benderang Bersama Erick Thohir
Demikian disampaikan Gus Muwafiq dalam acara diskusi yang digelar para aktivis Prodem dengan tema "Indonesia Kekinian" di Hotel Great Diponegoro, Surabaya, Jumat 21 Maret 2025.
"Kita masih galau. Semua dunia galau. Karena perubahan jaman yang serban instan. Kegalauan bukan hanya terjadi di negara demokrasi, melainkan semua memang gelap. Karena perubahan jaman ini, kejengkelan masyarakat bergeser ke government (pemerintah)," kata Gus Muwafiq dikutip RMOLJatim.
Berbicara soal demokrasi, lanjut Gus Muwafiq, sebenarnya kita ingin kembali ke masa lalu. Hanya saja momentumnya tidak ada.
"Mau kembali ke parlemen, dunia sudah berubah. Akhirnya pas pemilihan Pilpres, kita pilih Presiden. Pas pemilihan Pilgub ya kita pilih gubernur. Ya pokoknya (demokrasi) kita nyambung urip karena galau tadi," ujarnya.
Menurut Gus Muwafiq, untuk membangun kembali demokrasi seperti masa lalu, dibutuhkan narasi demokrasi yang benar-benar dipahami oleh generasi saat ini.
"Era hastag orang jaman sekarang diajak mikir panjang lebar ga kuat. Menjelaskan narasi demokrasi yang panjang mumet. Kita bikin narasi rasional yang pendek-pendek tapi mengena. Kalau menghujat kita kalah sama jamannya. Maka dibutuh sesuatu yang rasional," imbuhnya.
Gus Muwafiq mencontohkan, jaman sekarang semua pintu sudah terbuka. Mau bicara apa, semua orang tidak akan menggubris. "Dunyo iki kaget. Orang bicara sosok Fidel Castro atau Che Guevara tidak berbunyi lagi. Paling hanya berbunyi di kalangan aktivis saja. Di kalangan anak muda dianggap mitos," urainya.
Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah akan terjadi huru hara di Indonesia?
Gus Muwafiq menjawab bahwa semua negara memiliki standard dalam hal demokrasi terstruktur. Berangkat dari teori sosial, yang dikhawatirkan orang terjadi huru hara tidak mungkin terjadi. Karena penumpangnya tidak ada.
"Huru-hara tidak akan terjadi karena tidak ada common enemy-nya. Kalau di tahun 1945, 1965, hingga 1998, ada common enemy. Kalau sekarang tidak ada. Mulyono tidak bisa menjadi common enemy. Suka tidak suka di rumah Mulyono banyak orang sungkem. Ijazah palsu saja tidak cukup," ucapnya.
Isu yang sekarang ini muncul, kata Gus Muwafiq, cuma prolog. Sejatinya di rezim ini, semua hanya bisa berharap.
"Karena ini sudah kita pilih secara demokratis. Ya kalau tidak sesuai harapan ya terserah Anda. Bahkan walaupun kalimatnya tidak enak didengar, semua orang tetap punya harapan," tandasnya.
Gus Muwafiq menambahkan, bahwa saat ini yang bisa menstrukturkan rezim adalah kalangan kelas menengah saja.
"Yang bilang ini rezim hanya kelas menengah. Padahal di kantong paling bawah tidak ada masalah. Siapapun presidennya, orang bawah tetap jadi buruh. Jumlah itu lebih banyak dari kalangan menengah. Kendati demikian yang namanya sejarah perubahan Indonesia itu diawali dari kelas menengah," demikian Gus Muwafiq.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gus Muwafiq Beri Tausiyah Forkopimda- ASN Kota Mojokerto di Kenduri Layah
- Gus Muwafiq Yakini Indonesia Terang Benderang Bersama Erick Thohir
- ProDem Sesalkan Politisi Senior PDIP yang Plin-plan Soal Presiden Tiga Periode