Kerumunan saat kunjungan Presiden Joko Widodo di Maumere, Nusa Tenggara Timur, merupakan sebuah tamparan bagi pemerintah.
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
“Rakyat disuruh menjalani protokol kesehatan, tapi para pemimpin justru melanggar. Kerumunan Jokowi di Maumere seharusnya menyadarkan para petinggi negeri untuk introspeksi diri,” kata Wakil Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN) Tjetjep Muhammad Yasin pada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (25/2).
Menurut Gus Yasin, sapaan akrabnya, adanya kerumunan Jokowi di Maumere seharusnya menjadi tolak ukur bagi aparat penegak hukum untuk bertindak.
“Katanya negara hukum, tapi kalau penegakan hukum suka-suka, ya sama saja. Kita dipertontonkan petinggi negara kok tidak malu melanggar hukum di depan rakyat,” sindir Gus Yasin.
Ditambahkanya, kejadian di Maumere sebenarnya Allah SWT membuka lebar-lebar sebuah fakta dengan mempermalukan rezim agar tidak tebang pilih.
“Habib Rizieq Shihab ditahan dan diadili karena tuduhan mengundang dan menyebabkan kerumuman massa melanggar protokol kesehatan, sedangkan Presiden Jokowi karena sedang berkuasa ya bebas sesuka hatinya. Inilah cara Allah memperingatkan para penguasa agar sadar,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029