Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menjadi viral saat menyambut kedatangan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Jumat (29/1).
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur
Meski disampaikan dengan nada bercanda, namun guyonan 'NU Cabang Nasrani' membuat netizen hingga warga Nahdliyin menjadi heboh.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah) Tjetjep Muhammad Yasin menyebut bahwa guyonan itu disampaikan tidak pada tempatnya dan terkesan mengerikan.
"Guyonan ini mengerikan sekaligus menyakitkan. Apa seperti ini NU," tegas Gus Yasin, sapaannya pada Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (29/1).
Dikatakan Gus Yasin, selama ini para kiai NU memang suka guyon, tetapi guyonannya ada tempatnya. Sedangkan guyonan seperti ini harus diluruskan. Sebab akan menimbulkan salah persepsi. Karena itu menurut Gus Yasin, Said Aqil harus segera diingatkan.
“Kiai-kiai yang mengerti tentang NU tidak boleh diam saja. NU itu Ormas Islam yang artinya dari Nahdlatul Ulama adalah "Kebangkitan Ulama" dan didirikan oleh Hadratusyeh KH Hasyim Asy'ari bersama para Kyai Khos dengan individu pengurus dan anggotanya beragama Islam. Jika ini didiamkan dikhawatirkan akan ada NU Cabang Hindu, NU Cabang Budha, NU Cabang Kepercayaan. Sebab pada prinsip dasar kita Islam ahlussunnah wal jamaah. Ini jelas berbeda,” tegasnya.
Yang menjadi pertanyaan, lanjut Gus Yasin, apakah ke depan akan ada kepengurusan NU individu dari agama bukan Islam? Ataukah dalam Bahtsul Masail dimungkinkan rujukannya kitab agama lain kalaulah ada NU Cabang Katolik, NU Cabang Kristen, NU Cabang Hindu, NU Cabang Budha, NU Cabang Kepercayaan?
Ditekankan Gus Yasin, bahwa NU adalah Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) yang disebut Rasulullah SAW umat Islam 1 dari 72 golongan yang masuk surga.
"Kalau NU Aswaja yang berarti pangikut Muhammad SAW, masa ada pengikut nabi tidak beragama Islam," tandas alumni Pondok Pesantren Tebuireng ini.
"Sebagai Mslim yang sangat minim agama saya hanya bertanya kepada para ahli agama, para guruku, para ustadz dan para kyai panutan umat, kalaulah perkataan Bapak Said Aqil Siraj ini dibiarkan apakah kita tidak berdosa?Masihkah kita pantas disebut pengikut Rasulullah SAW?" Sebutnya.
Gus Yasin tidak memungkiri betapa derasnya arus liberalisasi di tubuh NU. Karena itu pihaknya akan terus berupaya maksimal meluruskan jalan NU.
"Ketika NU dikelola model partai politik, dipakai alat mencari jabatan, lalu semua orang boleh masuk, ini sangat berbahaya. Sekarang kita kewalahan menghadapi derasnya liberalisasi di NU. Halal-haram nyaris hilang, dan semua diam. Saya sering mendapat keluhan seperti ini. Karena itu PPKN akan terus melakukan konsolidasi. Perintah Ketum PPKN jangan kendor kawal NU, jangan biarkan NU menjadi alat politik kekuasaan. Ormas ini harus tetap kokoh menjadi soko guru NKRI. Politiknya kebangsaan, bukan berebut jabatan, apalagi uang,” tutupnya.
Seperti diketahui, beredar potongan video penyambutan Kapolri berdurasi 2 menit 23 detik. Dalam video tersebut, Said Aqil Siradj menjelaskan kedekatan Kapolri yang baru kepada tokoh-tokoh NU, termasuk dirinya.
“Dengan Mbah Sahal juga dekat, dengan Kiai Ma’ruf Amin dekat, sebelum jadi Wapres (itu). Dengan saya juga kenal lama. Oleh karena itu, bagi saya, Bapak Sigit ini, tidak asing lagi, bahkan bisa dikatakan warga NU Cabang Nasrani-lah,” kata Said Aqil yang kemudian disambut gelak tawa yang hadir.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur