Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata di Gaza. Perjanjian gencatan senjata itu disebut akan menjadi perdamaian permanen.
- Minta Pelabelan Organisasi Teroris Dihapus, Hamas Gugat Inggris
- Empat Tentara Wanita Israel akan Ditukar dengan 200 Tahanan Palestina
- Gencatan Senjata Hamas-Israel untuk meredam Harga Minyak Dunia
Hal ini sebagaimana dikatakan Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani dikutip AFP, Kamis (16/1).
"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," kata kata Sheikh.
"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," tegasnya.
Fase gencatan senjata awal selama 42 hari, 33 sandera yang ditawan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel akan dibebaskan. Termasuk perempuan sipil dan rekrutan perempuan, serta anak-anak, orang tua, serta warga sipil yang sakit dan terluka.
Pada tahap pertama, pasukan Israel akan mundur dari Gaza namun tetap ditempatkan di perbatasannya untuk memungkinkan pertukaran tahanan. Pertukaran juga termasuk jenazah dan pemulangan orang-orang terlantar ke tempat tinggal mereka.
"Jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai ganti sandera Israel pada tahap kedua dan ketiga yang akan diselesaikan selama 42 hari awal," sebutnya.
Mediator bersama yakni Qatar, AS, dan Mesir akan memantau kesepakatan gencatan senjata melalui badan yang berpusat di Kairo. Harapannya selama beberapa hari ke depan tidak akan ada agresi atau operasi militer apa pun.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Umat Islam Diimbau Taati Seruan Ulama soal Palestina
- DMDI Dukung Rencana Prabowo Evakuasi Ribuan Warga Gaza ke Indonesia
- Minta Pelabelan Organisasi Teroris Dihapus, Hamas Gugat Inggris