ENTAH mengapa saya yang awam ini semakin tertarik mengikuti dinamisnya situasi jam'iyah dan jumhuriyah NU yang kita cintai ini dari sudut pandang orang pinggiran dan progresif, yang mungkin berbeda POV dengan dulur-dulur Nahdliyin yang tipikalnya nyantai dan seperti sudah berada di zona nyaman dalam ber-NU-ria.
Dan entah mengapa pula semakin ke sini semakin tertarik dengan wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) yang saya baca dan saya dengar sedang diusung oleh sementara masyayikh yang tergabung di Presidium MLB NU.
Cukup serius, saya ikut menyimak hasil PraMLB di Surabaya dan Jombang tanggal 17 hingga 20 Desember lalu yang akhirnya menurut saya klop sebagai antitesa atas "kegemasan dan kecemasan sosial" yang kini melanda tentang sepakterjang dan pola kepemimpinan figur-figur yang mandegani PBNU akhir-akhir ini.
Titik Temu Pikiran antara Kaum NU Awam dengan Presidium PO MLB
Bagi saya, keberadaan sebagian kiai dzurriyah muassis NU yang tergabung dalam entitas yang menamakan dirinya sebagai Presidium Penyelamat Organisasi (PO) MLB NU ini, insyaAllah mampu menjadi penampung dan penyambung lidah aspirasi dari banyak warga NU kultural yang datanya terpotret dari polling di kanal YouTube Padasuka TV, bahwa sebanyak 88% warga NU setuju diadakannya MLB.
Ikhtiar dari Presidium ini menjadi harapan besar untuk nantinya benar-benar mampu mengagendakan MLB sesegera mungkin, demi mengembalikan marwah NU ke khithohnya sebagai _jam'iyah diniyah ijtima'iyah_ yang ulama dan pengurus-pengurus strukturalnya memiliki jiwa "nahdlah", serta memandang umat (warga kulturalnya) dengan penuh kasih-sayang. Bukannya seperti di zaman _goro-goro_ dunia saat ini, di mana sejumlah figur di PBNU berusaha membawa NU menjadi ormas agama yang politis transaksional dengan penguasa yang oligarkh, namun di sisi lain beberapa figur ini kemudian bersikap sinis, judes dan kasar mengolok-olok "menggoblok-goblokkan" warganya sendiri yang mengkritisi kebijakan kontroversialnya nan di luar nurul.
Nah, pemikiran kaum pinggiran seperti saya inilah yang rupanya bertemu di titik temu yang sama dengan apa yang dihasilkan dari FGD Presidium di PraMLB NU. Berikut petikan dari sebagian rilis persnya:
_"Forum PraMLB NU menilai; kinerja PBNU berada di luar garis yang ditentukan, bahkan cenderung melenceng yang dikhawatirkan menyebabkan NU kehilangan jiwa/ruh dan jatidiri/kepribadiannya. Model kepemimpinan PBNU bisa membunuh akar-akar keluhuran nilai, budaya, dan kearifan berbasis Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan berbasis pesantren, serta merusak semua lini kesejarahan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di dunia yang didirikan oleh ulama-auliya Nusantara"._
Tuduhan bahwa gerakan senyap MLB ini akan membubarkan institusi NU sudah pula terbantahkan secara tidak langsung dari rilis pers hasil PraMLB kemarin, bahwa TIDAK TERTULIS dan TIDAK TERTERA satu kalimat pun yang menyinggung tentang pembubaran NU. MLB yang diusung oleh Presidium PO ini hanya menyoalkan kisaran pelanggaran etika kepengurusan di PBNU sekarang. Ingat, mekanisme MLB ini sah dan konstitusional menurut AD/ART NU sendiri. Serta ingatlah, bahwa Qonun Asasi dari Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari selayaknya masih diteguhi sebagai pedoman moral pengurus struktural.
Nah, sementara terkait adanya klaim penolakan MLB dari pemilik-pemilik suara di organisatoris PW, PC dan PCI, saya kira masih memungkinkan beliau-beliau niscaya akan berubah pikiran. Apabila Gusti Allah SWT berkehendak membalik hati beliau-beliau yang di struktural ini menjadi lebih berani untuk mengambil sikap yang senada dengan keresahan warga NU di tataran akar rumput, maka selesai sudah perkara. _La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim._
Walhasil
Jika kemarin-kemarin saya al-faqir masih _fifty-fifty_ dan abu-abu menyilakan adanya MLB atau tidak pun juga tak mengapa, maka sekarang saya sependapat dan sepakat memang sepertinya atau bahkan semestinya dan semustinya lah MLB segera diwujudkan.
Bagi saya, MLB adalah bentuk pengejawantahan dari prinsip _dar-ul mafasid muqoddamun 'ala jalbil masholih_. Menolak dan mencegah kerusakan marwah dan martabat NU harus didahulukan, ketimbang NU terjebak menjadi ormas agama yang transaksionalis, kehilangan _sense of crisist_-nya terhadap isu-isu strategis yang berkembang di tengah masyarakat, _"kedonyan"_ (katanya arek Suroboyo) _lan diwaneni wong akeh._
Dengan jumlah pengikut hingga ratusan juta manusia (termasuk juga mungkin dari golongan jin), sepatutnyalah NU tetap elegan, menjadi pengayom bagi segenap warganya (_hatta_ para almarhum/almarhumah yang sudah di alam barzah), warga bangsa Indonesia dan warga dunia pada umumnya. Gerakannya yang rahmatan lil 'alamin semakin diridhoi Gusti Allah SWT, dibanggakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, para shohabat dan salafus sholih, para imam dan masyayikh, para auliya-illah, para kanjeng sunan, para sesepuh pinisepuh, para muassis dan segenap ulama NU yang sudah mendahului di alam rahmatullah.
Kami Nahdliyin kultural, sangat sayang kepada NU. Dan kami titipkan aspirasi kami ini kepada para kiai yang tengah mengemban perjuangan di Presidium PO MLB NU. Semoga langkah panjenengan semuanya dimudahkan. _Bi barokati sirril Fatihah._
_Wallahu huwal muwaffiqu ila aqwamith thoriqin._
penulis adalah warga NU pinggiran
ikuti terus update berita rmoljatim di google news