Seratusan petani yang tergabung dalam Kelompok Aliansi Rakyat Banyuwangi menyampaikan beberapa aspirasinya di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Salah satunya desakan menutup Tambang Emas di Gunung Tumpang Pitu di Kecamatan Pesanggaran.
- Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim Minta BPBD Jatim Antisipasi Letusan Gunung Raung
- Bupati Ipuk Pastikan Ketersediaan Kebutuhan Warga Terdampak Banjir Pesanggaran Banyuwangi
- Bertemu Ribuan Nelayan di Pasar Ikan Muncar, Khofifah Siap Wadahi Aspirasi Perluasan TPI Hingga Pembangunan Breakwater
Sebelumnya, massa bergerak dari depan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi dengan berjalan kaki menuju kantor DPRD. Massa membentangkan berbagai poster sebagai bentuk kekecewaan di peringatan Hari Tani, Kamis (24/9).
Koordinator Aksi Rifqi Nuril Huda mengatakan ratusan massa Aliansi Rakyat Banyuwangi terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa kampus, GMNI, PMII, Serikat Tani Nasional, dan Sekarwangi.
Selain itu, juga ada Kelompok Tolak Tambang Emas, Petani dari Desa Wongsorejo, Desa Alasbuluh, Desa Pakel, Desa Bayu, dan beberapa desa lainnya di wilayah selatan Kabupaten Banyuwangi.
Sesampainya di depan Gedung DPRD, perwakilan massa aksi secara bergantian berorasi. Mereka menuntut untuk menghentikan Intimidasi yang pernah dilakukan oknum Perhutani kepada masyarakat Pengelola Perhutanan Sosial, turunkan harga pupuk, audit dan bubarkan Perkebunan Swasta serta PTP dan PTPN.
"Tutup Tambang Emas Tumpang Pitu, Hentikan Tambang Emas Salakan, Jalankan Reforma Agraria Sejati sesuai mandat Perpres 86, Stop penambangan ilegal galian C, tolak Omnibus Law, bubarkan Perhutani, hentikan kriminalisasi pada petani," kata Rifqy seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Selain berorasi, beberapa massa melakukan teatrikal mengangkat tema Sidang Rakyat. Lengkap dengan meja dan kursi yang telah ditata di depan kantor DPRD Banyuwangi. Aksi itu menggambarkan tindakan intimidasi serta hal yang merugikan petani di berbagai desa di Banyuwangi.
"Di sini kami sama-sama bersatu memperjuangkan hak atas ruang hidupnya yang dirampas baik oleh perhutani, perkebunan swasta maupun PTPN dan pertambangan," tegas dia.
Di lokasi, aksi di depan kantor DPRD Banyuwangi itu dijaga ketat aparat kepolisian Polresta Banyuwangi. Mobil water cannon juga terlihat disiagakan di sekitar lokasi.[haf]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim Minta BPBD Jatim Antisipasi Letusan Gunung Raung
- Bupati Ipuk Pastikan Ketersediaan Kebutuhan Warga Terdampak Banjir Pesanggaran Banyuwangi
- Bertemu Ribuan Nelayan di Pasar Ikan Muncar, Khofifah Siap Wadahi Aspirasi Perluasan TPI Hingga Pembangunan Breakwater