Hasil Rapid Test Positif, Warga Krejengan Diisolasi ke RSUD Tongas

Seorang warga di Desa Temanggungan Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo, yang baru saja mudik dari Kamal Madura, dinyatakan positif atau reaktif terpapar corona virus disease (covid-19) usai menjalani rapid test. Sehingga, oleh Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, langsung dirujuk ke RSUD Tongas.


"Dia (Pasien) sudah dilakukan Karantina selama 12 hari, namun setelah mendekati 14 hari, warga itu menjalani Rapidtes dan hasilnya reaktif," jelas jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto, seperti dikutip Kantor Berita RMOJatim, Sabtu (25/04) malam.

Menurut dr Anang, warga yang hasilnya positif tersebut langsung dilakukan isolasi dan dilakukan swab. Namun, hingga saat ini hasil swab tersebut masih belum turun.

"Karena memang dia dari Karantina, sesuai kebijakan Ibu Bupati (Puput Tantriana Sari), selesai dikarantina langsung di rapidtes. Saat ini kita masih menunggu hasil Swabnya," ungkapnya.

Agar tidak menularkan virus asal Kota Wuhan China ini, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, langsung melakukan tracking pada keluarganya di desa Temanggungan.

"Keluarganya sudah kita lakukan tracking dan hasilnya negatif. Namun, keluarganya kita Karantina di level kecamatan saat ini," paparnya.

dr. Anang menjelaskan, memang sekarang banyak para pemudik yang dikarantina dan setelah dirapid test ternyata mereka memberikan respon reaktif.

“Bisa jadi ada orang yang dari kota-kota luar Kabupaten Probolinggo dari Bali, Surabaya, Batang serta pondok pesantren yang beberapa kali memberikan hasil yang reaktif. Contohnya terutama pondok pesantren Magetan,” katanya.

Harusnya, masih kata dr Anang, hal ini menjadi perhatian dari masyarakat untuk semakin sadar apabila ada keluarganya yang pulang dari mudik segera melaporkan kepada gugus tugas supaya tidak menjadi sumber penularan.

“Kalau sampai tidak dikarantina, justru kita tidak akan tahu masih di masyarakat bagaimana. Jadi pemahaman dari masyarakat bahwa karantina itu sangat perlu, melaporkan orang yang mudik sangat perlu dan lebih perlu lagi masyarakat melakanakan protokol kesehatan mulai dari pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak itu penting sekali,” jelasnya.

Lebih lanjut masih kata dr. Anang, orang-orang yang reaktif rapid test belum pasti terkena Corona Virus Disease (COVID-19). Karena belum konfirmasi dan bisa saja negatif. Lebih pastinya nanti swab itu baru ada pernyataan resmi.

“Jadi kalau dari rapid saja kita hanya menyatakan dia reaktif rapid. Cuma yang lebih penting kenapa kok kami mengisolasi, kami hanya mengantisipasi terburuk kalau ternyata dia swabnya positif yang bersangkutan tidak sempat kontak lebih banyak lagi sehingga penularannya bisa kita batasi,” tegasnya.

Cuma sekali lagi tegas Anang, sumber infeksi di masyarakat masih banyak. Saat ini tegasnya, sudah ada 16 yang confirm dan ada yang reaktif. Namun, sebenarnya apakah sudah tercakup semua, tentunya masih belum. Apakah semua yang mudik sudah masuk tempat karantina, belum.

“Mari masyarakat kalau ada keluarganya yang mudik laporkan. Kedua, jaga jarak kalau komunikasi. Selalu melaporkan setiap kalau ada keluarganya yang mudik. Jangan malu dan jangan takut serta jangan dipersulit. Justru lebih baik kalau tahu, kita jaga dan kita terapi sehat,” terangnya.

Terkait informasi perkembangan COVID-19, Anang meminta agar masyarakat menunggu informasi resmi dari Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo yang memang ditugaskan oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE.

“Jadi kami karena penugasan dari Ibu Bupati. Kalau Ibu Bupati tidak berkenan maka Ibu Bupati sendiri yang berbicara. Jadi informasi yang resmi dari dua tersebut. Mari masyarakat kalau ada yang datang, laporkan kepada kepala desa masing-masing untuk dikarantina,” pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news