Komisi B Madiun kecewa dengan hasil sidak di dua Puskesmas, Saradan dan Gemarang.
- Usulan Penghapusan Anggaran Makan Bergizi Gratis di Sidoarjo Tuai Kontroversi
- Perluas Sosialisasi MBG, BGN Sisir Wilayah Bakung Udanawu Blitar
- Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Hadir untuk Warga Desa Sawo Tulungagung
Mereka menemukan data tentang tingkat partisipasi masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) sangat rendah. Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui program nasional yang di gagas presiden Prabowo Subianto.
"Hari ini kami jadwalkan sidak 2 puskesmas saradan dan puskesmas gemarang terkait PKG, nampaknya masalah sama meski programnya bagus dalam rangka identifikasi kesehatan masyarakat namun antusias masih minim," kata Ketua komisi B kabupaten Madiun Wahyu Widayat kepada RMOLJatim, Rabu 19 Februari 2025.
Wahyu menambahkan, pihak dinas kesehatan dan puskesmas setempat kurang maksimal dalam sosialisasi program nasional tersebut. Selain itu kesadaran masyarakat masih belum berubah. terbawa kebiasaan bahwa kalau belum sakit belum periksa kalau sudah sakit baru periksa.
"Harapan kami pihak puskesmas tidak bosan memberikan sosialisasi motivasi sehingga bisa memanfaatkan. Kesadaran masyarakat nampak masih terbawa kebiasaan bahwa kalau belum sakit belum periksa kalau sudah sakit baru periksa," ungkap Wahyu.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr Soelaiman mengungkapkan, rata-rata mencapai 5 sampai dengan 10 pasien yang menggunakan layanan PKG, di masing masing puskesmas.
Animo masyarakat dalam memanfaatkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Madiun, ternyata masih jauh dari target.
“Estimasi kami ada 150 orang yang ulang tahun per hari. Tetapi realitanya hanya 5 sampai 10 orang,” ungkap dr Soelaiman, ditemui di Puskesmas Gemarang.
Dirinya menyebutkan, jumlah puskesmas yang menyediakan PKG serentak di Kabupaten Madiun, mencapai 26 puskesmas.
“Sudah kami sosialisasikan di desa. Kendalanya karena harus pakai aplikasi Satu Sehat sebelum menggunakan PKG. Sehingga tidak semua masyarakat tahu aplikasi tersebut,” keluhnya.
Di sisi lain, dr Soelaiman menuturkan, seluruh puskesmas telah memiliki Integrasi Layanan Primer. Mulai tingkat desa kemudian kecamatan sampai wilayah sekitar puskesmas.
“Kami terus memaksimalkan sosialisasi hingga ke posyandu. Sembari diantisipasi manual. Masyarakat bisa langsung datang ke puskesmas maupun bisa pakai aplikasi. Kalau tidak bisa akan kami bantu,” pungkas dr Soelaiman.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usulan Penghapusan Anggaran Makan Bergizi Gratis di Sidoarjo Tuai Kontroversi
- Perluas Sosialisasi MBG, BGN Sisir Wilayah Bakung Udanawu Blitar
- Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis Hadir untuk Warga Desa Sawo Tulungagung