Amerika Serikat (AS) tampaknya mulai kehilangan arah dalam mengambil kebijakan luar negerinya. Hingga akhirnya saat ini Washington cukup tertatih-tatih dan berada di ambang perang dengan Rusia dan China.
- 2 Kunci Indonesia Menjadi Negara Maju pada 2045
- Pengamat Komunikasi: Sebelum Ada Referendum, Pemindahan Ibukota Harus Dibatalkan
- Kereta Cepat di Laos Sudah Rampung, di Indonesia Justru Jadi Beban Keuangan Negara
Begitu yang dikatakan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger kepada The Wall Street Journal baru-baru ini.
"Kami berada di ambang perang dengan Rusia dan China pada isu-isu yang sebagian kami ciptakan, tanpa konsep bagaimana ini akan berakhir atau apa yang seharusnya mengarah," kata Kissinger.
Kissinger mengatakan, saat ini AS hanya dapat menghindari ketegangan yang sudah meningkat, khususnya dengan China. Ia menilai, AS harus lebih fleksibel terhadap China untuk meredakan ketegangan.
“Biden dan pemerintahan sebelumnya terlalu banyak dipengaruhi oleh aspek domestik dari pandangan China. Tentu saja penting untuk mencegah hegemoni China atau negara lain mana pun," ujarnya.
Sementara terkait Ukraina, ia mengaku awalnya berpikir bahwa negara itu tepat untuk dijadikan zona penyangga antara Rusia dan Barat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ini Penyebab Harga Emas Terus Naik
- Indonesia Tak Bisa Tiru China Melawan Tarif Trump, Ini Alasannya
- AS Terus Tambah Tarif Impor Trump untuk China Hingga 145 Persen