Terlalu dini menilai pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin berhasil atau gagal. Sebab, keduanya baru memerintah selama dua tahun dan rentang masa tersebut masih terlalu pendek.
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Rampungkan Carut Marut Negara Dengan "Selesaikan" Jokowi
Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto dalam merespons pemerintahan Jokowi-Maruf yang akan memasuki usia dua tahun pada 20 Oktober besok.
Meski belum bisa dinilai berhasil atau gagal, namun rentang waktu tersebut sudah bisa diberi catatan bahkan kritik.
Bagi Hery Sucipto, hal yang perlu diberi catatan adalah mengenai indeks demkokrasi yang hingga kini masih naik turun. Termasuk dalam tindakan penegakan hukum yang perlu dibenahi.
"Namun ada juga beberapa hal yang bisa dikatakan sebagai keberhasilan, seperti pembangunan infrastruktur yang masif, stabilitas politik dan keamanan, serta yang terbaru adalah keberhasilan penyelenggaraan PON Papua," kata Hery, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/10).
Jokowi-Maruf masih memiliki waktu tiga tahun hingga masa pemerintahannya habis pada 2024. Ia berharap, sisa waktu tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan pemerintah untuk berbenah.
"Dengan berbagai kekurangannya, kami optimis pemerintahan Jokowi-Maruf Amin mampu memaksimalkan kinerja sebagaimana harapan masyarakat," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Harga Gabah Turun di Bawah HET, Fraksi PDIP DPRD Jatim Minta Pemerintah Segera Intervensi
- Jokowi Dinilai Sedang Mengatur Skenario Gibran Capres 2029
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer