Usai melakukan pemeriksaan kelayakan hewan kurban untuk mencegah penularan penyakit berbahaya yang dapat menular ke manusia menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya langsung memasang stiker bertuliskan "Telah Diperiksa Kesehatan".
- Pemprov Jawa Timur Raih Penghargaan Proklim 2021 dari KLHK
- Pemkab Jember Serahkan Ranwal RPJMD ke Dewan Untuk Segera Dibahas
- Pemkot Surabaya Terima Hibah Barang Rampasan Negara dari KPK Senilai Rp11,756
Sejauh ini DKPP Surabaya tidak menemukan hewan yang dijual kondisinya mengidap penyakit berbahaya seperti, anthrax dan brucellosis.
"Kalau yang terluka ada, karena mungkin lokasinya (kandang penjualan) desak-desak an atau tanduk-tanduk an antar sesama hewan. Sejauh ini hanya (sakit) yang ringan-ringan saja,†jelas Kepala Bidang Peternakan dan Penyuluhan DKPP Surabaya, Meita Irene Wowor dikutip kantor berita , Selasa (6/8) disela-sela sidak.
Menurut Meita, ciri-ciri hewan yang sehat itu bisa dilihat secara kasat mata. Seperti bulu-bulunya bersih, tidak kusam, sinar matanya juga cerah dan tidak ada kotoran baik itu di mata, hidung atau anus.
"Terus gerakannya juga lincah, kalau lemas atau tidur itu berarti bisa sakit. Jadi itu ciri-ciri hewan sehat jika dilihat secara kasat mata,†katanya.
Berdasarkan data tahun 2018, di 31 kecamatan Surabaya terdapat 360 lokasi penjualan hewan kurban. Dengan jumlah sapi 2070 ekor, sedangkan kambing dan domba 5158 ekor. Hewan kurban yang dijual di Surabaya rata-rata berasal dari sejumlah kota di wilayah Jawa Timur, seperti Probolinggo, Tuban, Jember, Malang, Lamongan, dan Gresik.
Namun, saat sidak di lokasi kedua Jalan Raya Merr, pihaknya menemukan hewan kurban yang berasal dari luar jawa, yakni NTT (Nusa Tenggara Timur) dan NTB (Nusa Tenggara Barat). Masing-masing ditemukan ada empat ekor sapi dari NTT dan NTB.
"Kalau yang berasal dari luar jawa, selain kita melakukan pemeriksaan kesehatan, kita juga melakukan pengawasan yang lebih intens lagi,†jelasnya.
Akan tetapi, pihaknya memastikan, bahwa hewan kurban yang dijual itu masih aman dan dinyatakan bebas dari penyakit berbahaya. Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar lebih mengutamakan hewan kurban yang asalnya dari wilayah Jatim.
"Kita juga imbau masyarakat untuk membeli hewan kurban yang telah kami beri label stiker (Telah Diperiksa Kesehatan),†imbaunya.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan ke sejumlah lokasi penjualan hewan kurban hingga menjelang Hari Raya Idul Adha pada Minggu (11/08/19). Sehari sedikitnya ada empat titik lokasi dengan 10 orang petugas yang diterjunkan dalam setiap pemeriksaan.
"Selain melakukan pemeriksaan, kami juga menanyakan asal hewannya. Yang dari luar Jawa Timur itu akan kami lakukan pengawasan lebih intens,†paparnya.
Di tempat yang sama, salah satu pembeli hewan kurban, Sukri menyampaikan, dengan adanya pemeriksaan hewan ini, ia sebagai konsumen lebih yakin dan tidak ragu untuk membeli. Apalagi menurutnya, secara hukum agama juga mewajibkan memilih hewan kurban yang kondisinya sehat.
"Dengan adanya pemeriksaan ini, kami sebagai konsumen mau beli itu tidak ragu-ragu, bahwa hewan ini betul-betul sehat dan layak untuk buat kurban,†pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- 400 Kuota Mudik Gratis Fasilitasi Perantau Banyuwangi di Bali Pulang Kampung
- Bersama HIPMI Gresik, IKPI Sidoarjo Gelar Bimtek Pengisian SPT Tahunan PPh Badan 2023 Bagi UMKM
- Khofifah Luncurkan Mobil Reaksi Cepat Layanan Oksigen Gratis