Komisi B DPRD Jatim, Zainul Lutfi menjelaskan bahwa masalah impor garam selalu terjadi tiap tahun. Itu lantaran hingga saat ini belum ada solusi konkret untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas garam lokal.
- Hari Masyarakat Adat Internasional, Gubernur Khofifah Ajak Generasi Muda Ikut Lestarikan Budaya
- Pertama di Indonesia, Para Pecinta Anjing Jangan Lewatkan "The Jakarta Dog Show 2022"
- PTM di Surabaya Diikuti 661 Sekolah Dari Tingkat SD Hingga SMP
Lutfi juga akan memastikan data yang digunakan sebagai dasar impor pemerintah. Mengingat, konstruksi program seharusnya berbasis data. Kalau datanya salah, maka programnya juga salah. Untuk itu, data tersebut perlu dipastikan dan Komisi B akan mengkross cek.
Berdasarkan data yang dimiliki DPRD Jatim, kebutuhan garam industri mencapai 3,8 juta ton pertahun, sedangkan produksi garam lokal disebut baru mencapai 1,1-1,2 juta ton sehingga terjadi defisit sekitar 2,7 juta ton.
Garam industri (dari impor) itu seringkali bocor ke pasaran. Sehingga, bukan sekadar data BPS (Badan Pusat Statistik), namun harus ada data pendamping. Misalnya, data dari kampus atau perusahaan pengguna garam induatri,†harap politisi asal Sidoarjo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkab Jember Siapkan 6 Armada untuk Mudik dan Balik Gratis Idul Fitri
- Keluarga Besar NBI Gelar Halal Bihalal, Gus Lilur Ajak Dirikan Usaha Bersama Agar Bermanfaat
- Bupati Kediri Pantau Pelaksanaan Vaksinasi DPC PDIP Kabupaten Kediri