Mengenang 100 hari tokoh toleransi beragama, Romo A. Benny Susetyo yang diselenggarakan di GKJW Kecamatan Sukun Kota Malang, dihadiri Anggota DPR RI Komisi XI Andreas Eddy Susetyo, Politisi PDI Perjuangan.
- Produksi Air Bersih Jatim Tertinggi se Indonesia, Gubernur Khofifah Harapkan Peningkatan Layanan dan Kualitas
- Komitmen Jatim Tetap Jadi Lumbung Pangan Nasional, Ini Langkah Gubernur Khofifah
- Lewat Pasar Seni Lukis Indonesia 2022, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Resonansi Bangkitnya Ekonomi Kreatif dan Industri Seni Indonesia
Romo A Benny Susetyo merupakan karib dari KH Hasyim Muzadi dan Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid. Gereja Kristen Jawi Wetan (GJKW) menjadi saksi pertemanan dan seringnya berkumpul para pluralitas perdamaian dan persatuan Indonesia tersebut.
Dalam sambutannya, Politisi PDI Perjuangan Dapil XI, Andreas Adi Susetyo menyampaikan jika pihaknya mengadakan acara di GKJW karena di ruang Wisnu Adi adalah tempat dimana sering berkumpulnya Romo Benny, Wisnu Adi, Almarhum Gus Dur dan KH. Hasyim Muzadi.
"Menggagas bagaimana membangun persaudaraan sejati dan juga di ruangan Wisnu Adi pertama kali dilakukan deklarasi Forum Antar Ummat Beragama," ujar Andreas Adi, yang merupakan kakak Romo A Benny Susetyo, Selasa (14/01) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Anggota Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini menjelaskan, dalam rangka untuk merawat keberagaman ini dan yang terakhir kalinya Romo Benny memilih Badan Pembinaan Ideologi Pancasila sebagai tempat pengabdian terakhir sebelum wafat.
"Karena waktu itu juga Romo Benny berkali-kali diminta pindah ke Jakarta. Tapi selalu mengatakan BPIP adalah terminal terahirnya. Dan dia mengatakan jangan pernah kita mencoba melupakan atau meninggalkan Pancasila," tuturnya.
Menurut Andreas, komitmen yang dilakukan ini merupakan warisan dari Romo Benny. Beliau yang tentu pada seratus hari ini sekaligus pengingat bagi kita semua untuk diterapkan dalam sendi berkehidupan yaitu merajut persaudaraan sejati.
"Merawat keberagaman dan menjaga Pancasila. Dan semoga sarasehan ini bisa mewarisi nilai-nilai atau cita-cita yang bisa kita lanjutkan bersama," harapnya.
Antonius Benny Susetyo atau lebih dikenal dengan sapaan Romo Benny telah wafat 5 Oktober 2024. Tetapi sosok dan pemikiran sahabat dekat Gus Dur itu tetap dikenang publik.
Memperingati 100 Hari Romo Benny sarasehan digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Senin (13/1) malam. Sebelumnya dilaksanakan misa kudus untuk almarhum Romo Bemny.
Ratusan orang hadir dari berbagai kota di Indonesia. Mereka adalah sahabat, tokoh agama, aktivis, politisi, pejabat, jurnalis, nahdlyin, hingga masyarakat umum yang mengagumi sosok Romo Benny.
Ketua Umum Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Muhamad Didi Rosadi mengatakan, Romo Benny adalah sosok teladan. Sepanjang hidupnya, ia bersama Gus Dur memperjuangkan hak-hak kelompok marjinal.
Jurnalis media terbitan Surabaya itu menambahkan saat masih di Jakarta, ia kerap berinteraksi dengan Romo Benny. Terutama saat diskusi membahas isu sosial dan kemanusiaan di kantor KWI kala itu, di Cikini, Jakarta Pusat. Romo Benny juga produktif menulis, baik artikel mau pun buku. Pemikiran almarhum tergambar dalam tulisannya tersebut.
"Secara lahir Romo Benny memang telah tiada, tapi perjuangan serta pemikirannya tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi kawan-kawan Forkom Jurnalis Nahdliyin. Kehadiran kami di acara sarasehan ini adalah bentuk penghormatan kepada almarhum," pungkas pria yang akrab disapa Diday tersebut.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ratusan Mahasiswa MSIB Bantu Layanan Puspaga di Balai RW
- Bulog Surabaya Pecat Buruh yang Viral Usai Mandi Beras
- Bupati Madiun Evaluasi Perkembangan Program Kerja OPD