Ujicoba vaksin buatan sinovac Biotech asal China yang dilakukan perusahaan pelat merah, PT Bio Farma di Tahan Air mendapat kritikan dari banyak pihak. Salah satunya dari Kepala Lembaga Eijkman, Prof Amin Soebandrio.
- Lawan Varian Eris, Ahli Kesehatan Segera Luncurkan Vaksin Covid-19 Baru
- Muncul Varian Virus Baru, Bos Pfizer: Vaksinasi Covid-19 Perlu Dilakukan Setiap Tahun
- Vaksin Covid-19 Dosis Kedua di Indonesia Sudah Lampaui Target WHO
Prof Amin Soebandrio berharap Indonesia tidak dijadikan kelinci percobaan vaksin luar negeri. Pasalnya, Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin dalam negeri yang diberi nama vaksin Merah Putih.
Menurut Prof Amin, vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan. "Kalau Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen," tuturnya.
Sikap Eijkman ini pun mendapat dukungan dari sejumlah pihak, salah satunya datang dari mantan Sekretaris Kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam.
"Lanjutkan Prof! RI bukan bangsa kelinci!" kata Dipo Alam di akun Twitternya, Minggu (9/8).
Kredibilitas lembaga Eijkman sudah tidak perlu diragukan. Lembaga tersebut, kata Dipo Alam, sudah terbentuk sejak era presiden terdahulu, yakni di era Presiden BJ Habibie.
Vaksin Merah Putih sendiri tengah dipersiapkan. Bahkan menurut Menristek Bambang PS Brodjonegoro, vaksin tersebut akan mulai diuji coba pada hewan di akhir tahun 2021 mendatang.
"Lembaga Eijkman dibangun bersama di era BJ Habibie, Menristek bersama kita-kita dari UI," tegas Dipo Alam seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Lawan Varian Eris, Ahli Kesehatan Segera Luncurkan Vaksin Covid-19 Baru
- Merah Putih
- Vaksin Merah Putih Mulai Hari Ini Uji Klinis Fase I, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Yang Belum Divaksin Jadi Relawan