Hingga hari ini, Jum’at (27/3) sekitar pukul 13.00 Wib, jumlah ODP di Surabaya yang sudah selesai dilakukan pemantauan sebanyak 161 orang dari totalnya 189 orang.
Sedangkan ODP yang belum dilakukan pemantauan sebanyak 28 orang.
- Diskusi Bareng Para Pengusaha Kawasan Kembang Jepun, Wali Kota Eri Ajak Kolaborasi Ramaikan Kampung Pecinan
- Cek Ketersediaan Bersama Kapolri, Gubernur Khofifah Minta Distribusi Minyak Goreng Diperlancar
- Hari Jadi Provinsi Jatim ke-76, Wali Kota Eri Dapat Penghargaan Jer Basuki Mowo Beya Emas
Hal ini dikarenakan mereka belum habis masa inkubasi 14 hari. Sementara untuk PDP hingga saat ini berjumlah 16 orang. Dari jumlah tersebut, 9 orang masih dirawat di rumah sakit, sedangkan sisanya melakukan isolasi mandiri di rumah. Kemudian yang confirm (positif) Covid-19 di Surabaya ada 33 orang.
“Confirm yang 26 orang masih dirawat di rumah sakit, yang sudah sembuh ada 6 dan 1 meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita dikutip Kantor berita RMOLJatim di Balai Kota Surabaya, Jum’at (27/3).
Menurutnya, orang yang terinfeksi Covid-19 ini bisa saja terjadi melalui batuk atau bersin dan droplet.
Karena itu, masyarakat diimbau agar menjaga jarak, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta rajin mencuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah penularan virus tersebut.
“Kebanyakan (pasien Covid-19) datang dari luar negeri dan daerah-daerah yang sudah terjangkit. Intinya adalah mereka yang baru bepergian,” ungkapnya.
Untuk memastikan kesehatan tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, Dinkes Surabaya pun menerapkan protokol di rumah sakit. Mulai dari penerapan jam kerja, hingga penambahan imun tubuh petugas kesehatan dengan vitamin.
“Jadi untuk tenaga medis kami atur 5 jam kerja yang di rumah sakit, karena dia harus memakai masker N95,” katanya
Sebab, lanjut Febria masker N95 hanya bisa bertahan selama 5 jam dan setelah itu harus diganti dengan yang baru.
Di samping itu, selama 5 jam itu petugas kesehatan di rumah sakit juga tidak diperbolehkan membuka APD (alat pelindung diri) lengkap.
“Nah kemudian, supaya mereka juga tubuhnya kuat, kita berikan vitamin. Kita suplai makanan untuk mereka, karena mereka tidak boleh keluar dari rumah sakit,” terangnya.
Tak hanya itu, bahkan pihaknya memastikan, petugas kesehatan yang menangani pasien Covid-19 juga diberikan kesejahteraan lebih.
Terlebih, mereka juga mendapat fasilitas tempat menginap khusus di sekitar rumah sakit.
“Karena mereka sebelum keluar dari rumah sakit harus keramas dan disemprot disinfektan. Karena itu kita buatkan tempat istirahat sementara di dekat rumah sakit,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menkopolhukam Tak Bisa Akomodir, Buruh dan Mahasiswa Gelar Aksi Lagi Tolak UU Cipta Kerja
- Gubernur Khofifah Dan Pemerintah Belanda Bahas Kerjasama Pengelolaan Air, Pariwisata Hingga Peternakan
- Sambut Hari Lanjut Usia Nasional, Pemkot Surabaya Perkuat Pemberdayaan Karang Werda Sehat dan Berkualitas