Demokrasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyat. Begitu juga di Indonesia, demokrasi harus bisa membebaskan rakyat dari belenggu kesengsaraan.
- 16 Parpol Diwakilkan, Ini 4 Ketum yang Hadiri Acara PCB KPK
- Gus Muhaimin Siap Kolaborasi Wujudkan Iklim Ketenagakerjaan Sehat di Sidoarjo
- Pemilu 2024, Artis Verrel Bramasta Resmi Gabung PAN
Begitu tegas Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Senin (6/9).
“Demokrasi kita adalah demokrasi ekonomi politik, karenanya demokrasi tidak boleh lagi berhenti di Istana dan rumah kaum berpunya,” tegasnya.
Iwan Sumule membenarkan pernyataan tokoh senior DR. Rizal Ramli yang menyebut demokrasi di Indonesia sudah berubah menjadi demokrasi kriminal. Di mana demokrasi dikontrol oleh sekelompok orang dan tidak lagi memenuhi prinsi “dari, oleh, dan untuk rakyat”.
Dalam demokrasi kriminal, segelintir kelompok oligarki yang memiliki uang banyak menjadi penentu siapa calon yang akan disajikan ke rakyat untuk dipilih secara prosedural. Setelah dipilih rakyat, pemimpin tersebut kemudian bekerja sesuai arahan dan kepentingan oligarki.
Untuk itu juga, Iwan Sumule mendukung seruan Rizal Ramli untuk menciptakan demokrasi yang amanah. Demokrasi yang tidak hanya menjadikan rakyat sebagai sebuah pemenuhan prosedural. Melainkan menjadikan rakyat sebagai amanat untuk disejahterakan.
“Demokrasi harus hadir dalam setiap kehidupan dan sampai ke piring-piring rakyat. Piring rakyat kosong, karena otak pemimpin kosong. Sudahi!” tegas Iwan Sumule.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Khofifah Minta Semua Pihak Maksimalkan Vaksinasi Saat PPKM Darurat
- DPRD Jatim: PAD Dari Aset Pemprov Baru 20 Persen, Bahkan Ada Yang Nol
- Perusahaan Di Jatim Diminta Bayar THR Pekerja Tepat Waktu