Jalan Gubeng Ambles Diduga Karena Tanah Dibawahnya Tergerus Air

Wakil Ketua Perhimpunan Insinyur (PII) Jawa Timur Guntur Prihantono yakin bahwa proyek pembangunan basement di sebelah jalan Gubeng 141 sudah melalui mekanisme yang benar. Akan tetapi, dia meminta agar pemerintah dan kontraktor berhati-hati dalam menangani proyek konstruksi tersebut.


Dia mengatakan, amblesnya jalan di Gubeng itu kemungkinan disebabkan karena air yang merembes dan menggerus tanah dibawahnya. Pasalnya, di wilayah Gubeng, bisa ditemukan air hanya dalam kedalaman 5 meter saja. Disatu sisi, bangunan basement itu punya kedalaman hampir 20 meter.

"Kalau kita bocara seorang enjiner pasti di awal mesti ada tes2 tanah. Faktor air karena di surqbaya ini ketinggian tanah dari permukaan air laut itu cukup rendah. Kalau saya melihat di daerah itu orang menggali sumur 5 meter saja sudah menemukan air. Terus bayangkan ini sudah 20 meter," tambahnya.

"Yang paling penting pada proyek sebesar ini metodologinya harus benar. Karena konstruksi bangunan ini belum berdiri banyak masih pada tingkat pengerjaan tanah. Pengerjaan tanah sudah menimbulkan accident," tambahnya.

Guntur menuturkan, kondisi jalan di Gubeng sebenernya tidak ada masalah dan tergolong baik. Karena itu, kemungkinan memang rontoknya jalan di Gubeng itu akibat kegiatan kontruksi disebelahnya yang tidak berjalan baik.

"Saya menilai jalannya raya gubeng itu adalah jalan kategori mantap. Tidak ada penurunan karena itu sudah mebjadi jalan kota. Jalan kota itu tidak ada lubang kecuali pinggir2. Tapi itu bisa bergerak bisa tidak stabil apabila ada kegiatan konstruksi yang besar tanpa ada penagan. Dia akan ketarik karena jalan itu tetap terpakai dilewati terus meskipun yang melewati bukan kendaraan berat," tambahnya.

Menurut Gentur, struktur tanah di Gubeng diduga menjadi labil karena memang ada air yang masuk dari lubang yang ada disampingnya. Sehingga, retak dan terjadi amblesan.

"Jalan kotamadya kalau sudah mantap tinggal ngaspal aja. Artinya kalau gqk ada galian jalan itu tetep mantap. Itu kan ada struktur tqnah berlapis2 di dalqmnya pasti ada air. Struktur tqnah dia bisa menjadi padat karena ada faktor basah. Begitu ada kejenuhan dan diambil airnya struktur tanahnya jadi terurai," pungkasnya.[bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news