Jaspel Ratusan Karyawan RSU dr. Abdoer Rahem Dipotong, Kabarnya untuk Belanja Vial Swab Antigen Gratis

Gedung utama RSU dr Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur/RMOLJatim
Gedung utama RSU dr Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur/RMOLJatim

Muncul rumor pemotongan jasa pelayanan (Jaspel) untuk bulan Mei 2021, bagi seluruh karyawam RSU dr Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur. 


Kabarnya,  pemotongan jasa ini untuk memenuhi anggaran pembelian swab antigen, yang diberikan secara gratis kepada santri asal Situbondo, yang hendak kembali ke masing-masing pondok pesantren di Jawa Timur.

Sumber di RS plat merah saat ditemui menyebutkan, jika pemotongan itu disebutkan untuk membeli vial swab antigen bagi santri, yang memang diberikan secara gratis oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab).

"Saya gak mau bicara karyawan lain mas, tetapi untuk saya sendiri. Bulan kemarin saya dapat Jaspel itu Rp 240 ribu, bulan ini saya dapat Rp 90 ribu. Setelah saya tanya ke bagian manajemen, katanya dipotong untuk beli vial swab itu," beber sumber yang menolak disebutkan namanya ini, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (25/5).

Terkait besaran pemotongan, beber sumber itu lagi, tidak diketahui besarannya, karena Jaspel yang diterima setiap karyawan dalam setiap bulannya, bergantung terhadap banyaknya pasien yang dirawat. 

Meski demikian, pemotongan itu dinilai merugikan bagi karyawan yang ada, terlebih bagi karyawan yang masih berstatus tenaga honorer seperti dirinya.

"Saya ini honorer mas, gaji saya tiap bulan gak sampai Rp 1 juta. Kalau Jaspel itu dipotong, anak istri saya mau makan apa. Tapi sebagai karyawan bawahan saya tidak bisa menolak. Tolong jangan bilang dari saya mas infonya," pinta sumber itu lagi.

Sumber lain menyampaikan keterangan berbeda terkait pemotongan Jaspel itu, menurutnya, pemotongan bisa saja berkaitan terhadap temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dalam laporan keuangan tahun 2020 gang menemukan adanya kerugian keuangan negara sebesar Rp 185 jutaan.

"Kalau sampai memotong jangan lah, kasihan karyawan. Apalagi karyawan honorer, itu kan gajinya kecil dan Jaspel salah satu tambahan penghasilan yang mereka harapkan. Tetapi setahu saya di sana (RSU dr Abdoer Rahem), juga ada temuan BPK RI, karena kalau untuk membeli swab antigen saya rasa tidak mungkin," beber sumber ini.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo drg. Ninov Megawati, membantah hal itu. Menurutnya, besaran Jaspel memang ditentukan berdasarkan banyaknya pendapat RSU dalam setiap bulannya, dan murni disesuaikan dengan anggaran yang ada di Badan layanan umum daerah (BLUD).

Apalagi dikaitkan dengan adanya pemotongan yang dimanfaatkan untuk membeli swab antigen gratis bagi santri, dirinya lagi-lagi membantah. "Tidak ada mas, itu murni BLUD. Itu siapa mas yang menginformasikan," terang Ninov, melalui sambungan telepon selulernya, ketika dihubungi Selasa (25/5).

Disinggung masalah temuan BPK RI, dokter spesialis gigi ini juga menampik. Wanita yang baru ditunjuk sebagai Plt direktur tersebut, menjelaskan bahwa tidak ada pemotongan apapun untuk mengganti temuan BPK RI.

"Gak ada begitu itu mas, kan saya tahu sendiri. Ya kembali ke diri kita sendiri ya namanya tidak suka atau apa kami kan todak tahu. Karena pasien juga kan menurun, jadi otomatis kan turun Jaspelnya," tutupnya.

Informasi lain yang diperoleh, Jumlah karyawan di rumah sakit itu total ada 800 orang, termasuk perawat dan lainnya. Sementara dokter spesialis dasar ada 32 orang, dokter umum 19 orang, dan dokter gigi enam orang.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news